Bagaimana mungkin risalah ini akan sampai jika belum apa-apa sudah ada yang mencela, para pencela pun terkadang bukan orang lain, tapi dari kalangan internal sendiri.
Sedangkan dakwah ini perlu support dari berbagai pihak namun apa dikata bahwa setiap perjuangan itu memang ada tantangannya. Kritikan itu ada dua macam yaitu bersifat konstruktif dan destruktif.
Konstruktif adalah setiap kritikan yang ditujukan untuk memperbaiki arah perjuangan sehingga para pelaku dakwah itu tak lepas arah berjalan tetap diatas koridor Ilahi, meliputi niat yang ikhlas dan manajemen dakwah yang baik dan rapih.
Sementara kritikan yang bersifat destruktif adalah kritikan yang membabi buta yang berasal dari kedengkian hati. Mungkin takut tersaingi, atau ketakutan alasnya di ambil dan ketakutan-ketakutan tak berdasar lainnya.
Namun bagi pelaku dakwah janganlah pesimis malah sebaliknya harus tetap optimis jadikan semua kritikan sebagai cambuk yang menyemangati setiap gerak langkah dakwahnya.
Sejatinya celaan-celaan itu tidak akan berdampak sedikit pun terhadap langkah-langkah dakwah yang sudah dijalani.
Semangat itu datang dari Allah, Dia berfirman dalam Al-Maidah ayat 54 yang berbunyi "Mereka berjuang di jalan Allah dan mereka tidak merasa takut celaan para pencela."
Selama apa yang kita kerjakan kita yakini kebenarannya. Serta dalam koridor petunjuk Allah maka apa yang mesti kita takuti.
Bukankah para Nabi pun banyak liku-liku nya dalam menyebarkan agama Allah, bahkan Rasulullah SAW. Pernah dilempari batu sampai berdarah, pernah diancam pedang dan berbagai macam rencana pembunuhan lainnya.
Para sahabat banyak yang disiksa dijemur sampai kepanasan dan kepayahan seperti Bilal bin Rabah. Ammar bin Yasir dan banyak sahabat lainnya.