Lihat ke Halaman Asli

Dudi Ridwandi

Penulis, Mahasiswa, dan Administrasi

Cerpen l Markotop dan Kemetak (Kejamnya Sebuah Bantal)

Diperbarui: 23 September 2019   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 hari-hari ini suka merenung dan agak marah dengan si Sudrun karena telah di fitnahnya. Lalu dia menemui Markotop untuk sekedar minta solusi. Dia menceritakan kejadiannya kepada Markotop dan Markotop pun memanggil Sudrun untuk meminta maaf kepada Kemetak.

"Drun, kamu tahu tidak bahwa apa yang kamu lakukan itu sangat membuat hati Kemetak sakit?" tanya Markotop.

"Iya, makanya saya minta maaf dan tidak akan mengulangi lagi dan sebagai permintaan maaf, saya akan lakukan apa saja yang harus saya lakukan untuk menebus kesalahanku" jawab Sudrun.

Markotop pun berkata "Sekarang kamu ambil bantal dan bawa kesini." Sudrun pun bergegas pulang untuk mengambil bantal di rumahnya. Setelah itu diberikan kepada Markotop.

"Apa lagi yang harus saya lakukan Mar?" tanya Sudrun

"Sekarang buka bantal ini" kata Markotop

Sudrun membuka bantal tersebut dan kapas yang ada di bantal tersebut beterbangan tertiup angin. Lalu Markotop menyuruhnya untuk mengumpulkan kapas yang beterbangan itu agar dimasukkan lagi ke dalam sarung bantal lagi. Sontak Sudrun kaget mana mungkin bisa kapas yang sudah beterbangan tadi di ambil dan dimasukkan ke dalam sarung bantal.

Markotop pun menjelaskan " Demikian juga dengan apa yang kamu lakukan kepada temanku Kemetak ini, berita fitnahmu telah menyebar kemana-mana dan sekarang kamu tidak dapat membersihkan nama Kemetak yang sudah terlanjur tercemar."

Sudrun pun tertunduk dan wajahnya terlihat lesu, dia menyadari apa yang telah dia lakukan salah besar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline