Lihat ke Halaman Asli

Dudi Ridwandi

Penulis, Mahasiswa, dan Administrasi

Cerpen l Markotop dan Kemetak (Karma Polisi 2)

Diperbarui: 20 September 2019   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada sebuah kisah mengenai polisi yang sakit tak kunjung sembuh hingga ajal menjemputnya. Di masa itu gegerlah warga memperbincangkan polisi tersebut. Ada yang merasa iba dan ada yang nyokorke nasib polisi tersebut.

Awal kejadian tersebut yang banyak diperbincangkan warga adalah dulu ada seseorang yang melewati jalan dengan mengendarai sepeda motor bututnya ditilang oleh polisi tersebut. Dan pagi harinya polisi tersebut badannya menggigil dan terasa sakit serta tidak dapat berdiri. 

Dengan keadaan sakit yang mendadak tersebut istrinya panik dan segera dibawanya ke rumah sakit. Setelah di cek dirumah sakit ternyata tidak ada penyakitnya. Dokter mendiagnosa sehat-sehat saja, mungkin kecapekan dan dokter tersebut menyarankan untuk istirahat dirumah.

Hari berganti hari, minggu berganti bulan tetap saja polisi tersebut tak kunjung sembuh dari sakitnya. Bahkan sampai bertahun-tahun dia hanya dikamar tidur. Dokter keluarga pun diundang kerumah untuk mengecek kesehatan, tetapi hasilnya nihil. 

Badan polisi tersebut semakin kurus hingga tinggal kulit dan tulang, karena mulutnya untuk makan saja susah. Hari-harinya hanya untuk meratapi nasibnya dengan menangis. Apa yang salah dengan diriku, pikirnya.

Akhirnya istri polisi tersebut mendatangi orang pintar. Dia berfikir mungkin saja suaminya diguna-guna oleh temannya atau orang lain. Setelah bertemu dengan orang pintar tersebut dia bertanya tentang apa yang dialami suaminya dan hasilnya adalah bahwa suaminya tersebut tidak diguna-guna orang lain.

Rasa gelisah bercampur kalut menghantui istri polisi tersebut. Segala pengobatan sudah dilakukan, dari medis sampai mistis, tetapi hasilnya tetap nihil. Tetangganya ada yang iba, dan sekedar memberi saran agar dibawa ke tempat ustadz. Mungkin saja ustadz itu bisa memberikan solusi, syukur-syukur bisa mengobati apa yang dialami suaminya.

Akhirnya dibawalah suaminya ke rumah seorang ustadz dan menceritakan keadaan suaminya yang bertahun-tahun hanya di kamar tidur tidak dan bisa apa-apa. Ustadz tersebut mencoba bertanya sebelum sakit begitu, apa yang dilakukan suaminya. Istrinya pun tidak tahu, lalu ditanyalah polisi tersebut dan polisi pun tidak tahu, persisnya lupa apa yang telah dilakukan sebelum mengalami sakit.

Dengan mata batinnya ustadz tersebut bercerita kepada keduanya, bahwa yang dilakukan suaminya itu adalah sesuatu yang fatal. Yaitu telah membuat seseorang sakit hati dan solusinya adalah agar minta maaf kepada seseorang tersebut. Keduanya tambah bingung dan menanyakan siapa orang yang sakit hati tersebut?. 

Ustadz pun tidak tahu orang tersebut, yang tahu hanyalah suaminya. Istrinya tambah menangis sejadi-jadinya dan bertanya kepada suaminya, siapa yang telah dibuat sakit hati olehnya. Suaminya tidak tahu dan tidak ingat siapa orangnya.

Sakit polisi semakin parah dan disaat-saat terakhirnya dia mulai ingat kejadian beberapa tahun yang lalu. Dia pernah menilang orang miskin yang mengendarai motor butut bersama istri dan kedua anaknya, dengan meminta uang 150 ribu karena telah melanggar peraturan, yaitu naik motor berempat dengan anak-anaknya, kedua anaknya tidak memakai helm, tidak membawa surat-surat kendaraan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline