Lihat ke Halaman Asli

Dudi Ridwandi

Penulis, Mahasiswa, dan Administrasi

Markotop dan Kemetak (Bagian 12)

Diperbarui: 20 Januari 2018   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.kompasiana.com

Kemetak curhat kepada Markotop tentang rumah yang mau dibelinya " Mar, sepertinya saya tidak jadi membeli rumah yang di pinggir jalan itu". Kenapa Tak, apa harganya dinaikkan atau belum ada sertifikatnya? kemarin kan sudah sepakat dan kamu setuju. Kalau begitu kamu mengecewakan pemiliknya dong"tanya Markotop.

"Tidak Mar, ternyata yang punya rumah itu mantan istriku dulu yang pernah meninggalkanku di waktu saya susah, saya kok kurang sreg jadinya " sambung Kemetak

"Gini Tak, kalau fikiranmu begitu harusnya kamu juga mikir kalau kamu jadi dia, dia kan sangat membutuhkan uang saat ini untuk menyekolahkan anak. Anaknya dia kan juga anakmu, Kalau bisa malah kamu memberikan uang untuk menyekolahkan anakmu itu. Kalau bukan karena dia meninggalkanmu bisa jadi kamu tidak sesukses sekarang. Makanya kamu harus bersyukur dengan pisah sama dia. Dengan begitu kan kamu semangat untuk bekerja dan Alhamdulillah sekarang kamu sukses kan ?" sambung Markotop. Lalu Kemetak pun manggut-manggut sambil senyam-senyum sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline