Mengartikan surat bocoran dari FIFA yang terlanjur bocor dibanyak media ditanah air saat sekarang ini, maka seperti dahulu-dahulu awal penyelesaian konflik ini sungguh sangat-sangat sederhana dan simple saja menurut FIFA, yaitu reset ulang kembali kongres seperti semula diawal dengan anggota PSSI yang memilih kepengurusan sekarang dengan melakukan kongres berikutnya, kesimpulannya FIFA beranggapan dengan kongres seperti semula layaknya kongres Solo 2011 akan bisa mengakomodir apa sebenarnya keinginan sebagian besar anggota PSSI, apakah mereka real benar menginginkan bahwa kepengurusan sekarang untuk mundur atau karena itu memang diniatkan untuk memberontak dari sebagian anggota saja, tanpa memenuhi syarat Qorum sebenarnya dari etika berorganisasi untuk pemakzulan ketum PSSI.
Kuncinya sederhana menurut FIFA tetapi tidak bagi sebagian besar pengurus sepakbola ditanah air sekarang yang masih berkutat dengan penafsiran dan mabuk akan kekuasaan dalam mempertahankan hegemoni mereka. Pihak yang satu ingin mempertahankan kekuasaan mereka, meski sebagian anggota sudah melakukan mosi tidak percaya. Sedangkan pihak sebelah ingin merebut kekuasaan baik itu dengan cara halus yang tidak berhasil ataupun dengan cara kasar kudeta saat pelaksaanaan kongres nanti.
Seandainya saja bapak ketum PSSI sekarang saudara Djohar yang pastinya dengan sederet pengalaman beliau baik sebagai Akademisi, sebagaii Birokrat dan kenyang pengalaman dalam berorgansasi pasti tahu akan hal tersebut dan dapat membaca gejolak yang berkembang di anggota organisasi yang beliau pimpin. Alangkah bijak dan gentlemen jika bapak Johar disaat kongres nanti untuk tidak mempermalukan dirinya sendiri dengan mengambil langah-langkah yang ksatria yaitu untuk mundur dengan inisiatif sendiri daripada nanti dikudeta saat pelaksanaan kongres?. Dengan mundurnya bapak Johar paling tidak para anggota sendiri yang mereset ulang kepengurusan PSSI kedepan dengan satu syarat utama dari komite pemilihan adalah "Semua pengurus PSSI bapak Johar dan seluruh pengurus KPSI bapak LNM dan jajarannya baik itu Exco dan person to person yang terlibat di kedua belah pihak tersebut untuk tidak dapat dipilih sebagai pegurus di kepengurusan yang baru ini".
Diharapkan dengan kepengurusan PSSI yang baru maka semua stackholder sepakbola tanah air akan menyambut era baru PSSI untuk masa mendatang sesuai juga dengan keinginan FIFA yang termaktub didalam surat mereka terakhir kepada pemerintah yaitu : Unifikasi Liga menjadi satu dan poin ke 2 yaitu perubahan statuta PSSI yang modernis sesuai dengan Statute FIFA yang asli tanpa adanya penambahan dan pelintiran lagi yang mengakomodir banyaknya infiltrasi dari anasir politik para anggota, diharapkan itu tidak menjadi bargaining position dari para anggota Exco yang baru terpilih nantinya, point ketiga gugur dengan sendirinya karena terpilihnya kepengurusan PSSI yang baru, point empat gugur, point lima KPSI dikubur tanpa tahlilan.
Segi Paling jeger dan positif dari hasil kongres itu seandainya terjadi, adalah kembali bergairahnya kompetisi domestik dengan unifikasi dari dua liga dengan iklim kompetis yang kondusif maka tidak menunggu berapa lama para sponsor berjubelan antri untuk mensponsori liga Indonesia kembali, imbasnya klub yang sekarat sekarang baik itu di ISL/IPL akan kembali menggeliat dan bisa menatap musim kompetisi dengan penuh harapan dan terutama hal terpenting adalah bisa menyaksikan terkumpulnya semua pemain terbaik dari unifikasi kedua liga ini, untuk membela dan memperkuat negara Indonesia di pertandingan internasional dan kerinduan kita akan Euforia gegap gempitanya pendukung timnas Indonesia di stadion maupun di televisi akan kembali terlihat. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H