Lihat ke Halaman Asli

Mak Petir

Diperbarui: 30 April 2016   15:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mak Petir | kosulnikova.com

Dua tiga kepala bergulir

siapa gerangan berikutnya

Mencari-cari Mak Petir

kala langit tak lagi bercahaya

Tetiba nyanyian itu berdengung di kepala Kimo, seiring langkahnya yang dipercepat untuk kembali pulang. Hari mulai gelap, dan petir mulai bersahutan, menakuti yang ada di bumi dengan gemuruhnya yang menggelegar. Dia menyesali dirinya yang terlarut, keasikan bermain sejak tadi pagi. Kini sesal menggelayutinya.

Kimo sudah berlari dengan cepat sekarang, dan lalu,

Brukkk!

Tersangkut kakinya oleh batu yang mencuat dari jalanan tanah itu, dan terguling ia beberapa kali karenanya. Dengkul kanannya pun menjadi lecet dan pakaiannya kotor. Lekas ia bangun kembali, perih di kakinya itu tak begitu ia hiraukan. Mak Petir sudah jelas akan lebih menakutkan. Dia bergidik membayangkannya, lalu lekas berlari lagi.

---

Sesosok mahluk menggesekkan aritnya secara perlahan namun dengan penuh penekanan kepada batu asah. Bunyi yang ditimbulkan akan membuat bergidik bagi yang mendengarkannya. Lalu untuk beberapa saat ia tertawa, seakan arit itu telah menceritakan sesuatu yang lucu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline