Lihat ke Halaman Asli

Para Pemburu dan Mimpi-mimpi

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tak pernah lupa secangkir kopi tiap pagi menyeruap di temani kebulan asap rokok yang keluar dari mulutku, layaknya deru mesin di jalanan ibukota ini yang hilir mudik dengan kencangnya seperti tak ada hentinya.

Mereka para pemburu mungkin tidak sempat menyapa dapur, menikmati sejenak segarnya kopi di pagi hari. Rutinitas membuat segala kebutuhan tubuh sejenak menghilang seketika karena tuntutan yang mengharuskan.
Sambil terus kuhisap kretek yang aku pegang, kehidupan di sekitar sini membukakan pintu gerbang selebar2nya untukku melihat, merasakan, denyut nadi kehidupan ibukota dengan berbagai dinamika yang ada di dalamnya. Dari tempat dmn aku duduk sekarang ini, aku mulai merasakan proses perjuangan mereka para pemburu. Iya, mereka para pemburu rupiah aku sebut. Mereka sudah kenyang kerasnya ibukota mungkin hampir habis keluh kesah karena beratnya tekanan, memang itulah proses panjang yang mereka jalani dan mereka menikmati itu.

Sampai dimana mereka mulai menemukan titik kenyamanan dari proses kerja keras yg mereka jalani. Rumah, mobil dan segala hasil jerih payah yang sudah mereka dapatkan, itulah mimpi mereka. Tak pelak membuat adrenalin mereka terpacu untuk menggapai mimpi-mimpi mereka yang lain. Di ujung batas mana mereka kelak akan benar2 berhenti dari perputaran roda ini. Semua serba harmonis mengikuti perputaran yang sangat cepat, melalui berbagai macam titik mengerikan, menyebalkan, surut, kurus, kering yang membuat simultan berjalan terus menerus.

Mungkin dalam benakku, inilah ibukota dimana aku duduk di sisi pinggir dari sebuah komplek perumahan yang nyaman dengan teriakan anak2 kecil bermain, selagi ayah dan ibu mereka berjalan menjalankan profesi mereka di luar.
Mimpi-mimpi mereka tidak dalam hayalan, para pemburu menjadikan ini menjadi realita. Dan aku disini, hanya sebagai penonton atas peran mereka.
Selamat berjuang para pemburu, semoga engkau bahagia dengan mimpi2mu.

- dua sayap -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline