Lihat ke Halaman Asli

DuaBahasa

Words are mighty powerful; it's the Almighty's word that perfected our universe

Yang 'Unik' di Benak Edik

Diperbarui: 25 Juni 2022   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

[Ini juga naskah yang terbengkalai 3+ tahun. Temuan nomor 3. Tentang yang 'unik' di benak Edik]

Hello.

Nama lengkapku panjang. Jadi, panggil saja aku 'Edik'.

Aku anak Gen-Z. Aku suka bahasa Inggris dan lumayan mahir bicara Inggris. Tapi ala BekaSel, bukan yang ala anak JakSel.

Aku dulu tambun. Aku gembul, badanku sekal. Apa sebab? Aku suka makan. Tidak pernah cukup dua porsi. Jadilah aku obese. Itu jeleknya banyak makan.

Bagusnya, aku paham banyak soal masak. Dan aku bahagia. Aku tahu hidangan mana yang lezat, mana yang aku beri penten B. Semua aku makan dengan lahap, gembira dan mindful.

Karena suka makan, aku akhirnya suka masak. Dan aku selalu mau tahu banyak soal masak. Alhasil, aku bisa setiap kali makan enak. Dan sering jadi taster setiap kali ada proyek masak besar di rumah.

Gemar makan menurun dari bapak aku. Almarhum orang Batak. Temannya buaaanyak. Ini yang membuat beliau buaaanyak makan. Pernah beliau 'tambuah tujuah' di RM Padang favoritnya.

Bapakku juga suka masak. Andalannya sambal; sambal sagala rupa. Andaliman pasti ada di sambal bikinannya. Katanya rempah ini sehat, enak. Punya rasa khas. Dan bisa bikin lidah jadi kebas, seperti di-anestesi.

Wait, wait ...

Ooohhhh ... aku paham sekarang .... Pantas aku jadi suka makan. Gara-gara andaliman, lidahku dulu itu sering gagal. Gagal memberi tahu otakku. Otakku terlambat sadar bahwa yang lewat di lidah sudah kelewat banyak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline