[Naskah produksi video yang tiga tahun lebih terbengkalai]
Halo.
Aku Joan.
Kalau orang bertanya bagaimana Indonesia di mata aku, aku akan bilang, "Indonesia itu unik dan bhinneka." Kalau mereka bertanya lagi, "Unik dan bhinneka-nya seperti apa?", aku akan jawab, "Seperti aku!"
Ayahku dari Sumatra Utara. Di tubuh ibuku ada gen suku-suku Indonesia yang ada di Sumatra Barat, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogja dan Sulawesi Selatan. Ada lagi gen Eropa Barat dan Selatan, Asia Timur dan Timur Tengah.
Itulah mengapa aku selalu menyebut diri aku, orang Indonesia.
Kulit legam bangsa Timur Tengah bisa dilihat pada sosok atok aku (atok itu panggilan nenek dan juga kakek di keluarga besar ibu aku). Kulit kuning ada pada opa, bude dan pakde aku nomor dua. Pakde ini punya wajah dan postur jangkung khas londo.
Opa aku sama, tinggi-besar, tapi bermata oriental, seperti halnya pakde aku yang nomor satu dan ibuku sendiri. Kakak sepupu laki-laki dari bude, dan kakak sepupu perempuan dari pakde punya wajah khas bule juga. Kakak sepupu perempuan dari budeku kulitnya putih khas bangsa Eropa, lengkap dengan spruten di lengan dan wajahnya, tapi bermata sipit.
Adikku sendiri tinggi, di atas rata-rata anak seusianya, tapi dengan ciri wajah Batak -- entah efek gen apa yang akan menguat saat dia dewasa nanti ...
Itulah keluarga aku. Unik, tapi indah! Seperti Indonesia.
Oh, I haven't told you about my father. He was the eldest in his family. He was a great father, a very sociable individual, and a teacher at heart, in his own ways. There was something about him that drew people to him and to listen to him. He could effortlessly blend into a new setting or crowd. One thing I'm certain of is how proud he was when I came to this world. "I'm a man, and I'm also a father!" It was he who got me well-prepared to face the world. My father passed on many years ago, in the very hospital he was born in.