Lihat ke Halaman Asli

Ludah di Pagi Hari

Diperbarui: 24 Januari 2016   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Secangkir kopi terhidang dimeja depan TV.Sambil menggerakkan leher kekanan 2 kali kekiri 2 kali

kuangkat remot TV.Tombol merah disudut kiri kupencet berkali kali.Kugoyang kesana kemari bak

Valentino Rossi berkelok meliuk liuk saat balap moto gp.Tak ada reaksi.Kulihat sekali ,ternyata itu

tombol Mute,bukan tombol Power.

“Sialan,aku bangun terlalu pagi”

Tak berapa lama channel kuganti.Tapi hanya iklan yang kudapati.Acara yang kunanti masih belum

dimulai.Mengisi jarak diantara itu,aku kembali ke kamar mengobrak abrik sprey,tumpukan

buku,membolak balik isi lemari tak kutemukan yang kucari.Seingatku malam tadi,kutaruh diatas

meja,disamping kiri keyboard.Satu satunya tempat yang belum kusisir adalah kolong dipan.Tempat

paling menyeramkan malam jum’at kliwon.Barangkali,ada kuntilanak yang mengira rokok sebatang itu

adalah sajen untuk pajak keamanan.Aku tak peduli jika yang kutemukan nanti adalah sisanya.Daripada

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline