Lihat ke Halaman Asli

Ketenagakerjaan Islam dan Indonesia

Diperbarui: 24 Februari 2018   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Hakikat tenaga kerja dalam islam dan Indonesia

Hadist

( )

Artinya : dari Abdullah bin Umar ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : berikanlah upah kepada pekerja sebelum kering keringatnya. "(HR. Ibnu Majah).

Manusia sudah berupaya memahami dirinya sendiri dan sekitarnya. Oleh karena itu mereka memerlukan pengetahuan yang lebih agar dapat memahami arti dirinya sendiri secara lebih utuh, yakni Allah SWT yang telah menurunkan kitab suci Al Qur'an yang memberikan gambaran konkret tentang manusia. Penyebutan nama manusia dalam Al Qur'an tidak hanya satu macam. Berbagai istilah digunakan untuk menunjukkan berbagai aspek kehidupan manusia itu sendiri, diantaranya :a. Dari aspek historis penciptaannya, manusia disebut dengan Bani Adam (QS. Al 'Araf 31). b. Dari aspek biologis, manusia disebut dengan Basyar, yang mencerminkan sifat sifat fisik kimia dan biologinya (QS. Al Mukminun 33)c. Dari aspek kecerdasan, manusia disebut Insan, yakni makhluk terbaik yang diberi akal sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan (QS. Ar Rahman 3-4). d. Dari aspek sosiologisnya, disebut annas, yang menunjukkan sifatnya yang berkelompok sesama jenisnya (QS. Al Baqarah 21)e. Dari aspek posisinya, disebut dengan 'abdun(hamba), yang menunjukkan kedudukannya sebagai hamba Allah yang harus tunduk dan patuh kepadaNya.

Allah menciptakan manusia dalam keadaan fitrah dalam arti berpotensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan menjadi dua hal, yaitu potensi fisik dan potensi ruhaniah.

Potensi fisik adalah tubuh manusia, proses kejadian manusia dijelaskan dala Al Qur'an yang mengungkapkan penciptaan manusia ketika masih berbentuk janin sampai umur empat bulan. Embrio manusia itu belum mempunyai roh. Roh baru akan ditiup ke janin itu ketika setelah empat bulan. Sehingga awal kehidupan manusia sudah ada semenjak manusia berbentuk nuthfah.

Sedangkan potensi ruhaniah adalah akal, qalbu dan nafsu. Akal berasal dari bahasa Arab, yaitu mengikat atau menahan, mengerti dan membedakan. Dari pengertian ini kemudian dihubungkan bahwa akal adalah daya yang terdapat dalam diri manusia yang dapat menahan atau mengikat pemiliknya dari perbuatan buruk dan jahat. Akal merupakan suatu unsur yang membedakan manusia dari makhluk lainnya, seperti binatang ataupun tumbuhan. Karena Akal itu dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk.

Islam mengakui akal adalah merupakan salah satu alat atau sarana yang sangat penting bagi manusia. Sebagai pengembangan Ilmu Pengetahuan yang sangat dibutuhkan oleh manusia dalam berkehidupan. Bahkan akal adalah sumber hukum Islam ketiga sesudah Al Qur'an dan al Hadist yang diistilakan dengan ijtihad. Begitu pentingnya kedudukan akal dlaam islam sehingga Rasulullah saw bersabda :

"Tiada ada agama bagi orang yang tidak mempunyai akal (HR. Bukhari) "

Tetapi perlu kita tegaskan bahwa meskipun akal mempunyai kedudukan dan posisi yang sangat penting dalam sistem kejadian manusia, namun islam tidak mengangap bahwa akal menjadi faktor utama yang menjadikan manusia makhluk mulia dan terbaik. Karena bagaimanapun juga akal tidak dapat dijadikan sebagai faktor penentu untuk bebas menetapkan kebenaran tanpa bimbingan dari unsur yang lain seperti, rasa, keyakinan (iman), syariat (wahyu). Ini disebabkan karena akal bersifat relatif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline