: BJ. Habibie
Senja belum pergi jauh
Baru saja ia melipat selendang lelah
Sementara zikir penutup hari pun baru saja terukir di tepi bibir
Tiba-tiba angin mengetuk pintu malam
Membawa kabar kelam
Sebaris berita di layar kaca menulis kabar
Bahwa seorang putra terbaik bangsa telah berpulang
Selera makan malam pun lenyap hilang
Seiring doa-doa yang terbang
Innalilahi wa inna ilaihi raji'uun
Waktu dan jarum jam saling lirik lalu tertegun
Allahhummaghfir lahu warhamhu wa'aafihi wa'fu anhu
Raga sekujur melantunkan doa-doa
Ranting-ranting kering berdenting
Seiring kepergian beliau
Seakan kemarau panjang yang menyisakan sungai kerontang
Tetiba penuh sesak dengan deras air mengalir
Air mata pucuk-pucuk bangsa yang terentak
Kehilangan Eyang bermata elang
Selamat jalan Puspa Bangsa
Selamat bertemu kembali dengan belahan jiwa
Di surgaNya
Cintamu untuk bangsa akan kami jaga
Baktimu untuk negeri akan semi berseri
CJR, 11 September 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H