Berburu takjil adalah salah satu kegiatan yang menjadi ciri khas di bulan Ramadan. Takjil sendiri adalah makanan pembuka yang disantap pada saat berbuka puasa. Indonesia sebagai Negara yang memiliki puluhan bahkan ratusan kuliner di setiap daerahnya, tentu saja menjadi surga bagi penikmat makanan.
Dahulu, sebelum ramai istilah berburu kuliner, kegiatan ngabuburit cukup dilakukan dengan sangat sederhana. Anak-anak dan remaja melakukan kegiatan ngabuburit, cukup dengan menabuh bedug di masjid, surau, atau langgar di daerahnya masing-masing. Ada juga yang ngabuburit dengan bermandi di sungai atau melakukan permainan tradisional seperti main mobil-mobilan yang terbuat dari bambu, perang-perangan dengan pelepah batang pisang, atau bermain congklak dan bermain lompat tali dari karet gelang bagi anak-anak dan remaja perempuan.
Kini zaman jauh semakin berkembang. Anak-anak hingga dewasa dimanjakan dengan sebuah benda di genggaman tangan. Berselancar di dunia maya dengan segala fasilitasnya. Termasuk memesan menu untuk takjil dan berbuka puasa dilakukan dari sebuah gawai dengan layanan pesan-antar.
Di zaman milenial yang serba mudah dengan fasilitas gawai, maka bisnis kuliner tentu saja menjadi salah satu keuntungan bagi sebagian orang yang memiliki insting berbisnis yang kuat. Karena berbisnis sekarang tidak hanya dijajakan di pinggir jalan, tetapi ada yang lebih mudah, yaitu dengan jasa layanan pesan antar melalui fasilitas online.
Bahkan beberapa teman memanfaatkan peluangnya dengan dengan menggunakan fasilitas instagram dan fesbuk. Seperti yang dilakukan Miss Erna, ia pintar mencari celah di bulan penuh berkah. Ibu rumah tangga yan juga seorang guru sekolah dasar ini memanfaatkan peluang bisnis di bulan suci ini dengan membuat menu salad buah creamy. Produk menu takjilnya cukup lengkap, yaitu: buah melon, pepaya, pisang anggur, jeruk dan jelly dengan bumbu full keju, krimmer, dan mayonnaise. Harganya antara sepuluh ribu dan dua puluh ribuan sebungkus. Pesanan bisa melalui whatsapp dan diantar dengan fasilitas pesan antar melalui gawai, bisa juga datang ke lokasi penjualannya.
Namun, meskipun sekarang ada fasilitas mudah dengan pesan antar melalui gawai, berburu takjil dengan pergi ke jalan masih tetap menjadi kegiatan yang menyenangkan terutama anak-anak dan remaja atau orang tua yang ingin mengajak putra-putrinya sekadar jalan-jalan . Selain bisa langsung milih sendiri menu takjil yang beraneka ragam, hal ini dilakukan sambil melakukan "ngabuburit".
Di daerah Jawa Barat istilah ngabuburit tentu sudah tidak asing lagi. Ngabuburit (Sunda) artinya adalah menunggu waktu senja/sore di bulan puasa. Kegiatan ini biasanya dilakukan setelah Ashar hingga menjelang waktu Magrib/berbuka tiba.
Di media cetak atau elekronik banyak yang meliput dan menyiarkan berita kegiatan di bulan puasa, termasuk saat berburu menu takjil. Hampir di setiap pinggir-pingir jalan banyak yang menjajakan menu khas untuk takjil. Tidak sedikit pula ada pemerintah daerah yang menyediakan tempat khusus untuk para pedagang dalam menjajakan jualan menu takjil dan berbagai makanan untuk menu berbuka di tempat yang lebih khusus (dilokalisasi) demi keamanan dan ketertiban.
Di kota Cianjur sendiri ada beberapa ruas jalan yang dipenuhi para penjaja yang menawarkan menu takjil. Seperti di sepanjang Jalan Pangeran Hidayatullah (Joglo), Jalan Siliwangi, Jl. Arif Rahman Hakim (Araha), Jl. Taifur Yusuf, Jl. Soeroso, Jl. KH. Abdurahan Saleh (Pabuaran), Jl. Aria Wiratanudatar (Arwinda/Baros) dan Jl, Kh. Bin Nuh, serta ruas-ruas jalan yang hampir seluruhnya selalu bisa ditemui beberapa penjaja makanan khas menu takjil.
Tak ketinggalan kini ada spot yang menjadi magnet dan daya tarik pelancong domestik dan menjadi tujuan ngabuburit hampir seluruh warga masyarakat Cianjur, yang belum lama diresmikan oleh Presiden Jokowi, yaitu alun-alun Cianjur. Di mana ada gula, di sana ada semut. Sepertinya peribahasa itu pantas untuk julukan tempat yang berada di pusat kota (di depan masjid Agung Cianjur) sebagai banguan kebanggan warga Kota Tauco ini.
Soal menu kajil jangan ditanya soal jumlah dan ragamnya. Mulai dari makanan khas yang menjadi ikon bulan puasa yaitu kolak, menu dan jenis kuliner tradisional pun tak kalah menarik dan menggoda untuk dicoba. Seperti es kelapa muda, candil, cendol elizabeth, mi aci, goyobod, ciwang, lumpiah basah, cilok. dan berbagai goreng-gorengan (bala-bala goreing pisang, cireng, goreng tempe, tahu krispi, stik udang, dll).