Lihat ke Halaman Asli

Barak Obama, si Anak Menteng Pulang Kampung

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun lalu seorang anak keturunan, hidup ditengah-tengah pergaulan anak-anak di Menteng tatkala dia bersama ibunya Stanley Ann Dunham Soetoro mulai bermukim di Jakarta tahun 1969, anak itu kerap dipanggil ibunya Berry, mereka tinggal di sebuah rumah batu yang biasa di Jalan Haji Ramli No. 16, Jakarta. Di situ, anak itu main umpet-umpetan di sebuah masjid lokal, berkelahi main anggar dengan tongkat bambu dan belajar kata-kata jorok dalam bahasa Indonesia. Teman-temannya dan para gurunya mengenang Berry sebagai menyolok karena tingginya dan kulit hitamnya. Fermina Katarina Sinaga Suhanda gurunya di kelas tiga SD Negeri Menteng 1 (atau SD Besuki) di Menteng, mengatakan bahwa walaupun Berry hidup di tengah suatu budaya yang asing Berry selalu menghendaki mengatur murid-murid lain supaya berbaris di depan kelas, dimana Obama selalu mau jadi nomor satu, berada di depan sehingga Secara psikologis Berry selalu ingin memimpin teman-temannya.

Perjalanan hidup Berry hidup di Indonesia karena ibu bule Obama Ann yang menikah di Hawaii pada usia 18 tahun dengan seorang mahasiswa Kenya Barack Huseein Obama. Perkawinan itu menghasilkan seorang putra yaitu Berry yang lahir bulan Agustus 1961. Setelah ayahnya meninggalkan Ann dan Berry tahun 1963 dan pindah belajar di Universitas Harvard. Ann kawin lagi dengan seorang mahasiswa Indonesia Lolo Soetoro yang belajar dengan beasiswa dari tentara. Setelah tahun 1966 dan Soeharto naik berkuasa, Soetoro dipanggil pulang dan dia memboyong istrinya Ann dan anak tirinya ke Jakarta.

Setelah berumur sepuluh tahun yaitu tahun 1971 barry meninggalkan rumahnya di Menteng Jakarta Indonesia dan kembali ke Hawaii dan si barry diasuh kakek-neneknya, (Madelyn Dunham) dan pada tahun 1972 kemudian ibunya juga menyusul ke Hawaii, dan memperhatikan pendidikan yang lebih baik terhadap anaknya Barry. Ia masuk kelas lima di Punahou School, di mana ia lulus dengan honors pada 1979.

Dari tahun ke tahun barry kecil meningkat menjadi dewasa si barry dewasa yang sebenarnya nama aslinya Barak Obama tetapi karena ibunya sangat menyayanginya sering di panggil Barry, supaya panggilan itu lebih akrab kedengaran. Dulu obama kecil sering main-main main umpet-umpetan dengan sesamanya anak-anak di Menteng, tetapi saat ini obama dewasa telah menjadi orang yang disegani dan dihormati karena obama menjadi penguasa negara adi daya yang sangat berpengaruh di seantero dunia, yang dulunya hidup sederhana pergi tanpa pengawal sekarang kemanapun pergi selalu dikawal dengan Intelejen dan pasukan yang menggunakan peralatan tehnologi mutahkir.

Walaupun obama telah menjadi penguasa negara besar, tetapi kerinduan untuk pulang ke kampung dimana dia hidup menghabiskan masa kanak-kanaknya tersentuh juga dalam pikiran dan perasaannya sebagai manusia biasa. Setahun setelah menduduki gedung putih sebenarnya obama, sudah berniat untuk mengunjungi Indonesia sebagai negaranya yang kedua setelah AS, tetapi niat itu urung dilaksanakan karena kondisi dalam negeri Indonesia tidak kondusif dan keadaan di negaranya juga ada peristiwa yang harus diselesaikan karena menyngkut kehidupan bangsanya.

Kini hari ini Obama si anak Menteng akan pulang kampungnya di Menteng melihat sekolah dan gurunya serta teman-temannya untuk mengingatkan dirinya pada waktu masih anak2, waktu dia masih duduk dengan para teman-temannya bersenda gurau.

Namun sebagai anak yang dibesarkan di menteng Indonesia yang dalam bathinnya mungkin sudah menganggap Indonesia sebagai negaranya yang kedua dapat berjalan melenggang dengan leluasa seperti dulu se waktu masih anak2,? Terkadang kita selalu tidak puas atas kebijakan-kebijakan yang timbul dari diri kita sendiri, obama walaupun hanya singgah sehari di kampungnya tetapi beberapa hari ini terjadi demonstrasi yang menolak kedatangannya yang tujuannya idak jelas.

Secara hati nurani, kenapa orang yang mau pulang kampungnya ditolak atau diteriakin…




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline