Lihat ke Halaman Asli

Air Mata

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kenapa ada air mengalir

Dipipimu yang dibalut rasa

Ketika mata tak pernah berkedip

Menatap pesona wajah yang muram

---

Ketika air yang singgah sejenak

diatas bulu yang lentik

tak pernah aku menyangkah

Karena engkau wanita perkasa

---

Ilalang akan mengering

Bunga-bunga berguguran

Mendung menjadi hujan

Angin bertiup tak meninggalkan kata

Hujan pun mulai bersenandung

----

Oh… alangkah indahnya taman mekar sari

Tempat tumbuhnya bunga bakung

Pembawa nikmat dikalah duka

---

Burung bangau pulang kesarang

Menemui sang kekaksih yang sedang mengandung

Menyanyikan untain puisi cinta

Menghibur anak dalam kandungan

---

Bunga kemboja di Istana raja

Mekar semerbak bau harum

Pertanda bunga sedang mekar

Kenapa tak satupun kumbang hinggap disana

---

Kini air dipipimu sudah mengering

Tanda duka mulai memudar

Ada apa membuat hatimu luka

Apakah kumbang itu telah menjauh

Karena bau harum telah dia nikmati

---

Air mata air ajaib

Jangan disia-siakan

Jatuh ketanah

Biarlah mengering diatas pipi

Supaya duka lara yang menghimpit terobati

Kupersembahkan kepada penduduk desa Rangkat, kepala desa dan Ibu kades yang sedikit Genit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline