Lihat ke Halaman Asli

DrsSarju

Guru BK di MTs Negeri 1 Bantul

Peringatan Hari Batik, Siswa MTsN 1 Bantul Kenakan Aneka Macam Batik

Diperbarui: 3 Oktober 2024   08:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pembelajaran di kelas (foto:suprihaikal)

 

Bantul(MTsN 1 Bantul)--Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, MTs Negeri 1 Bantul mengajak siswa untuk mengenakan pakaian batik pada Rabu (2/10/2024). Pengumuman tentang penggunaan pakaian batik tersebut disampaikan Selasa (1/10/2024). Selain siswa guru, pegawai juga memakai batik dengan corak dan warna yang beraneka ragam.  Pemakaian batik disambut antusias oleh para guru, peghwai dan siswa MTsN 1 Bantul.

"Alhamdulillah, mengenakan pakaian diluar seragam madrasah merupakan hal yang menyenangkan. Kita dapat menggunakan pakaian batik lengan pendek yang tidak membuat gerah. Meskipun diberi kebebasan dalam berpakaian batik, kita tidak diperkenanakan memakai celana atau rok jeans. Tetap menyenangkan bagi saya" kata salah satu siswa kelas IX A, Aftiana.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Kepala Bidang Humas MTs Negeri 1 Bantul, Akhmad Syaifudin, S.Pd I juga menyambut baik penggunaan batik untuk memperingati Hari Batik Nasional tanggal 2 Oktober.

pembelajaran di kelas (foto:suprihaikal)

Hari Batik Nasional adalah hari perayaan nasional Indonesia untuk memperingati warisan budaya berupa batik. Batik telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009 oleh UNESCO.

Dengan mengenakan pakaian batik diharapkan para siswa timbul kebanggaan dan mencintai produk asli Indonesia, yakni batik. Pakaian batik saat ini amat beragam corak dan motifnya. Dengan banyaknya jenis pakain batik tersebut siswa punya banyak pilihan untuk menentukan pakain batik yang disukainya.

"Semoga para remaja milenial ini mencintai karya agung bangsa Indonesia dan tidak tergerus pakaian luar negeri, pakaian impor yang mahal harganya. Kita tumbuhkan rasa percaya diri bukan karena pakaian yang mahal karena dibeli di luar negeri, kita percaya diri karena ide dan gagasan kita" kata Ahmad Syaifudin. (srj)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline