Lihat ke Halaman Asli

DrsMakir

Guru Agama Islam

Pembiasaan Kegiatan Religius Agama Islam dalam Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila

Diperbarui: 30 Maret 2023   13:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

                                          Pembiasaan Kegiatan Religius Agama Islam dalam Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila

                                          Oleh

                                          Drs. Makir

                                          Guru SDN Pepelegi 2

Memahami urgensi Profil Pelajar Pancasila di era global tentunya didukung dengan adanyan sarana dan prasarana menuju capaian yang diharapkan. Sebagai calon generasi penerus bangsa Indonesia, siswa dibekali dengan keberadaan Pancasila, tidak hanya sekadar dasar negara saja, tetapi juga sebagai perwujudan  bagaimana pelajar Indonesia berperilaku sesuai nilai-nilai yang termuat di dalamnya. Hal itu dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam bentuk Profil Pelajar Pancasila. Rencana ini tentu saja tidak main-main, sebab sudah tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2022 mengenai Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024. Bisa dikatakan bahwa rencana ini adalah bagian dari upaya pemerintah, khususnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk membentuk pelajar Indonesia supaya memiliki kompetensi dasar dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila yang ada.

Pada dasarnya, Profil Pelajar Pancasila ini adalah suatu proyek penguatan nilai-nilai Pancasila yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan sasaran para pelajar di Indonesia. Dalam konteks ini, nantinya Profil Pelajar Pancasila akan memiliki rumusan kompetensi yang melengkapi fokus dalam setiap pencapaian Standar Kompetensi Lulusan yang terdapat masing-masing jenjang satuan pendidikan, tidak lupa dengan adanya penanaman karakter yang diselaraskan dengan nilai-nilai Pancasila. Kompetensi tersebut tentu saja memperhatikan beberapa faktor internal dan faktor eksternal. Pada faktor internal akan berkenaan dengan jati diri, ideologi, dan cita-cita bangsa Indonesia. Sementara itu, pada faktor eksternal berkaitan dengan konteks kehidupan dan tantangan bangsa Indonesia khususnya di abad ke-21 ini yang mana tengah menghadapi revolusi industri 4.0.

Pelajar Indonesia, khususnya di abad ke-21 ini sangat memiliki kompetensi untuk menjadi manusia unggul. Itulah mengapa, para pelajar Indonesia ini begitu diharapkan untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan global. Nah, proyek Profil Pelajar Pancasila ini akan kebanyakan akan diterapkan di sekolah, baik melalui muatan pelajaran di kelas hingga kegiatan ekstrakurikuler (berkenaan dengan minat dan bakat pelajar). Maka dari itu, penguatan Profil Pelajar Pancasila ini diharapkan dapat menjadi sarana yang optimal dalam mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Dalam kegiatan ini, para pelajar akan memiliki kesempatan untuk mempelajari berbagai tema penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi. Tema-tema tersebut secara tidak langsung dapat mengajarkan para pelajar untuk melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Profil Pelajar Pancasila diharapkan dapat menjadi bintang penuntun pembelajaran menuju tujuan Pendidikan nasional. Selain itu juga sebagai upaya untuk mencapai cita-cita bangsa menyiapkan warga negara untuk bersaing di era global.

Dimensi dalam Profil Pelajar Pancasila terdiri dari 6 dimensi yaitu  beriman dan bertqwa kepada Tuhan YME dan berakhlaq mulia, berkebhenekaan global, gotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis. Yang saya jabarkan disini adalah menanamkan karakter religius pada dimensi yang pertama yaitu beriman dan bertaqwa pada Tuhan YME dan berakhlaq mulia. Dimensi ini membahas tentang bagaimana pelajar dapat menjalin hubungan kepada Tuhan YME dan menjalin hubungan dengan sesama manusia. Maraknya kenakalan pelajar yang mengarah pada pembentukan karakter yang desrtuktif menjadikan generasi penerus bangsa Indonesia mudah terpengaruh dengan hal-hal yang negatif. Sebagai penerus kepemimpinan bangsa tentunya Pendidikan menjadi pioneer utama dalam membentuk karakter anak bangsa yang konstruktif.

Tantangan dan perubahan jaman yang berkembang pesat membawa dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah pelajar semakin jauh dari penerapan karakter religius dalam kehidupan sehari-hari. Karakter religius dalam hal ini adalah adanya bagaimana sekolah melakukan pembiasaan budaya positif melalui kegiatan keagamaan baik dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler. Adapun pembiasaan kegiatan religius dalam hal ini adalah dalam agama Islam dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan yang pertama adalah membaca Alquran secara rutin diawal kegiatan pembelajaran. Awal kegiatan pembelajaran dimulai dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas secara bergiliran dari pusat suara yaitu di ruang guru. Selanjutnya membaca Alquran Surat pendek atau ayat pendek yang sudah ditentukan oleh guru Agama. .Kedua sholat wajib berjamaah. Dalam hal ini sholat wajib yang dapat dilakukan di jam  waktu sekolah adalah sholat dhuhur. Ketiga  membaca sholawat setiap hari Jumat melalui pusat suara di kantor guru. Kegiatan ini dipimpin oleh guru agama Islam dan diikuti bersama semua siswa dari kelas. Selain itu dapat dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler yaitu rebana. Rebana merupakan alat music untuk mengiringi bacaan sholawat dan lagu-lagu nasyid.  Keempat adalah mendengarkan kultum dari murid secara bergilir dari murid kelas 1-kelas 6 guru kelas memilih murid yang memiliki bakat kultum untuk dibina oleh guru agama melalui kegiatan coach talent. Hal ini untuk mempersiapkan siswa membacakan kultum setiap hari Sabtu sebelum waktu istirahat. .Kelima adalah menjalankan kotak amal secara rutin seminggu tiga kali. Hasil dari kotak amal dibuat untuk kegiatan keagamaan dan kegiatan social. Kelima sholat sunnah dhuha secara berjamaah. Kegiatan ini juga dilakukan secara rutin agar anak-anak istiqomah dalam menjalankan amalan sunnah. Keenam adalah pembinaan bakat minat siswa coach talent dibidang adzan, kaligrafi, dan seni baca Alquran. Ketujuh adalah peringatan hari besar islam dengan menampilkan unjuk bakat siswa dibindang keagamaan.  

Dengan dilakukan secara rutin pembiasaan religius seperti diatas maka pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara dapat mewujudkan karakter Profil Pelajar Pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline