Lihat ke Halaman Asli

Dwi Rahmadj Setya Budi

Penulis buku Suara Rakyat, Suara Tuhan; Mengapa Gerakan Protes Sosial Sedunia Marak?

Anies-Cak Imin, Cari Menang atau Cari Aman?

Diperbarui: 1 September 2023   02:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kompas.tv

Politik itu cair. Itulah dinamika yang kita lihat terkait politik Indonesia dalam beberapa minggu terakhir.

Berawal dari PPP yang keluar dari Koalisi Indonesia Bersatu dan bergabung dengan PDI Perjuangan yang mengusung Ganjar Pranowo. Kemudian disusul dengan resminya bubar Koalisi Indonesia Bersatu setelah Golkar dan PAN memilih bergabung dengan Gerindra dan PKB yang mengusung Prabowo Subianto. 

Terakhir, yang mengejutkan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) digoncang dengan duet Anies-Cak Imin yang dibongkar oleh Partai Demokrat sebelum penguman resmi KPP.

Jika melihat tren survei, bongkar pasang koalisi yang dilakukan PPP bersama PDI Perjuangan dan Golkar-PAN bersama Prabowo cukup rasional. Pasalnya, hasil survei bongkar pasang capres-cawapres dari dua koalisi ini masih bersaing dengan sengit. Sementara itu, untuk KPP bongkar pasang capres-cawapres mentok di nama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.

Kita lihat saja survei LSI terbaru, dengan elektabilitas Anies Baswedan sebesar 22,2 persen di posisi 3 setelah Ganjar (37 persen), dan Prabowo (35,3 persen), pasangan yang lebih cocok mendampingi Anies adalah AHY dengan elektabiltas sebesar 22,2 persen juga.

Muhaimin Iskandar di mana?

Dalam hasil survei yang sama, nama Muhaimin Iskandar berada di peringkat keenam sebagai cawapres Anies dengan elektabilitas hanya 2,6 persen. Dengan elektabilitas yang kecil, tentu sangat wajar publik bertanya apakah duet ini benar-benar serius maju untuk menang atau hanya untuk cari aman?

Anies-Cak Imin Koalisi "Sandera"?

Di luar kalkulasi, duet Anies-Cak Imin yang dibongkar oleh Partai Demokrat tentunya menimbulkan beragam spekulasi. Salah satunya, diungkit kembali kasus-kasus yang menyandera tokoh maupun parpol pengusung Anies.

Misalnya NasDem yang dianggap tersandera oleh kadernya yang tersangkut korupsi BTS dan Syahrul Yasin Limpo (Mentan) yang tengah dipelototi KPK. Banyak anggapan, hal inilah yang membuat NasDem setengah hati mengusung tema perubahan dan bertahan dalam koalisi parpol pemerintah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline