Lihat ke Halaman Asli

Belajar dari Kisah Pecandu Rokok

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1297446784916289772

[caption id="attachment_90211" align="aligncenter" width="300" caption="STOP SMOKING"][/caption] Pagi yang cerah pun datang dengan kicauan burung-burung perkutut milik Dr. Pecandu. Tak khayal jika Dr. Pecandu saat ini sedang menikmati secangkir teh dan segelas susu di taman, pojok rumah pecandu. Dr. Pecandu pun terlihat tengah asyik beebisik-bisik ria dengan pasiennya. Tak sadar, waktu pun tengah menunjukkan jikalau burung2 Dr. Pecandu enggan bercek-cok kembali. Akhirnya Dr. Pecandupun melantangkan kakinya ke dalam ruang kosultasi. Kini beliau pun berusaha mempersiapkan segala upayanya untuk melayani dan mengabdi kepada pecandu-pecandu yang ada di Rumah Pecandu ini. Selang beberapa detik, menit hingga jam. akhirnya datanglah pecandu yang beliau tunggu-tunggu sedari tadi. ya, beliau dari tadi tengah menunggu pasiennya, Pecandu Rokok, karena ia kemarin sore telah meminta ijin kepada beliau untuk berkonsultasi mengenai masalahnya tersebut. tok.. tok... "permisi Dok" sapa Pecandu Rokok "silahkan masuk", sapa Dr. Pecandu "gimana mas?" lanjut Dr. Pecandu "langsung yach dok???" tanya Pecandu Rokok "ya iya lah, masa berondong, ga mau donk" celetuk Dr. Pecandu "jadi gini dok, kemaren siang saya di semprot ma istri saya dok." ungkap pecandu rokok "disemprot omelan si dok. katanya.... saya tuh dok, lebih mentingin rokok saya daripada istri saya dok." njut lanjut Pecandu rokok. Dr. Pecandu akhirnya *bingung mode On* "lah... delah... njenengan *kamu*  kok  malah ketempat saya?? piye toh? *gimana sech* "Yach... Dr. Gimana sech??? Ini kan Rumah Pecandu, jadi bebas donk, pecandu mo konsultasi apa???" congkak pecandu "tapi dok, nanti juga kita topiknya nyambung kok dok" silat Pecandu "ya sudah, teruskan saja pa yang tadi kamu mau sampaikan" njut njut Dr. Pecandu "Lanjut y Dok?" "iya dok, gara-gara rokok saya jadi di omprang *dimarahin abiz2an* ma istri saya, malahan gara2 rokok juga dok. Saya mau di cerein dok. Jadi saya mau berhenti lah dok. Cape' tiap hari di omelin terus. Gimana dok? punya resep ga dok" desus Pecandu Rokok Dr. Pecandu *read book and thinking mode On* selang beberapa detik menit, ngga nyampe sepertiga jam. akhirnya Dr. Pecandu pun menelurkan *halah, bahasane, masa menelurkan* resepnya kepada Pecandu rokok. " nah ketemu nech. Coba di baca dulu" jadi gini resepnya 1. Siapkan mental dan fisik 2. Ceritakan kepada orang terdekat anda *Usahakan Orang yang galak, sadis, yach pokoknya yang antagonis lah* 3. Cari tahu apa yang menyebabkan anda merokok. *kalau perlu sewa detektif untuk meyelidiki* 4.  Hindari penyebab tersebut. 5.  Makan kencur *saudara kandung jahe, tapi beda bapak* Minimal 3x sehari 7.  Lakukan meditasi diman saja dan kapan saja *selalu menguatkan niat anda untuk tidak merokok* 8. Perbanyaklah untuk melakukan aktifitas waktu-waktu luang anda.*apabila tidak ada ide melakukan aktifitas, disarankan untuk tidur saja* 9. Selalu dan selalu untuk berusaha mengungkapkan maksud tujuan anda kepada sesiapa saja yang anda rasa selalu dekat dengan anda *teman kantor, teman sekolah, dkk* 10. Usahakan untuk mengatur keuangan yang anda bawa setiap beraktifitas *usahakan selalu membawa uang dengan perhitungan yang matang. Untuk menjaga anda untuk membeli rokok* 11. Dan apabila cara ini tidaklah mempan untuk anda. Saya anjurkan anda untuk membeli satu batang rokok. Tetapi ingat. TIDAK boleh DINYALAKAN!!! silahkan anda nikmati rokok anda tanpa asap. Lalu setelah pecandu itu melihat dan membacanya. Ia pun pamit. "terimakasih dok. Saya akan coba saran dokter." Akhirnya kisah hari ini dengan Pecandu Rokok pun sirna. Dr. Pecandupun keluar dari ruang konsultasi untuk makan siang. he... he... *NB: Saya sangat berharap apabila anda berkenan meluangkan waktu lebih, guna menulis komentar seikhlasnya... :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline