JAMUAN TERMANIS
Kausambut jemariku lembut, saat kuulurkan untuk berjabat dan mencoba bertanya-tanya perihal siapa dirimu. Dari penjuru langit mana Tuhan menciptakanmu hingga wujudlah menjadi seseorang yang begitu memikat dan penuh pesona? mengapa ia mengirimu ke bumi dan siapa gerangan yang akan memilikimu nanti? sesempurna apa kelakseseorang itu hingga bisa merangkulmu dalam dekapan yang sejati, akankah saat itu aku masih ada atau telah menjadi sejarah sebab telah jauh pergi sebelum semuanya terjadi?
Harus dengan apalagi aku berlari dari semua kenyataan terindah yang tak semua orang mengetahuinya? Kau lebh dari sekedar menawan, tapi hatimu memberiku ruang dan jalan bebas tanpa kaututup ruang sucimu hingga kudapat berkelana jauh diantara perasaan dan harapan.
Katamu, aku tak seharusnya mengundurkan diri. Dan kau menunjukanku arah mana yang harus kutapaki untuk perjuanganku nanti. Aku suka caramu berskap yang memberku ksempatan banyak untuk menyibak tabir yang sebenarnya untuk diungkap.
Semakin aku mengenalmu, semakin aku tak mampu menatap matamu lebih dalam dari sebelumnya. Tentu saja, semua terjadi karena perasaanku serasa semakin dalam dan menikam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H