Lihat ke Halaman Asli

Dristy Aulia

Jurnalis dan penulis

Dear Hanz

Diperbarui: 30 Oktober 2021   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

                                 

DRISTY AULIA- SAJAK DALAM CERITA-DEAR HANZ, from Dyra.

Tetaplah dalam majas yang tak berekesudahan, hingga kelak nuansa bersamamu akan kuceritakan sebagai seorang yang kupeluk dalam ratap nanah dan luka dipaksa melepas kepergian. Kita pernah menyelami lautan sendu, menyusuri pusara waktu, membuka lembaran kelabu, tentang kita yang terpasung dalam secarik kertas dalam kisah yang semu.

                                                                   (Figuran, 91)

Putaran lagu sendu, sebuah buku, dan layar monitor yang masih menyala di meja kerja, seperti biasa, menemani malamku yang tak pernah mampu untuk terlelap pulas seperti insan pada umumnya.

Lembaran itu perlahan kubuka, sampai pada suatu halaman yang mengajaku Kembali menyusuri ruang waktu masa lampau. Saat sepasang mata itu menjadi miliku seorang. Seraut wajah yang tak pernah hilang dalam ingatan, dialah peran utama, yang kukenal dengan nama Hanz.

Si pecandu kopi dan hujan, pria dengan tatapan dingin yang pandai memainkan petikan gitar, dan pria yang kukenal sebagai seorang pembohong besar. Ya, Hanz.

                                                                         ***

Caf 7Eleven. 16.00

"apa kamu percaya pada sebuah takdir?" tanyaku pelan.

Hanz menatapku sendu, lengkung sabit yang terukir di senyumnya terlihat hambar. "Tentu saja."jawabnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline