Deru nafasku selalu kacau, pada setiap perjumpaan yang menyatukan dua pandangan tanpa sapa dan salam. Kemudian di relung hati serasa sesuatu berdesir hebat, meremukan rasa paling dasar yang naik pada penghujung mata hingga jatuhlah butiran bening tanpa mampu bertahan walau sebentar.
Tuhan maha baik, namun kita salah dalam mengambil peran sebagai sepasang yang saling menggenggam. Jelas saja munajatku selalu tertolak langit, sebab semesta telah mengutuk seribu tahun sebelum kelahiran, tentang siapa yang akan menjadi sepasang.
Kala itu aku sengaja mengajakmu berdansa. Merangkulmu dengan kasih, bercanda riang seperti kekanak-kanakan. Menikamati jeda dalam ruang tunggu yang mengulur perpisahan, untuk saling mendewasakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H