Lihat ke Halaman Asli

Indra

Akademisi

"Ko Si Salah Ko Si Menges" (Lo yang Salah Lo yang Galak)

Diperbarui: 7 Juni 2020   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KO SI SALAH KO SI MENGES (Lo Yang Salah Lo Yang Galak)

Oleh: Dr. Indra, M.Pd I 

Melirik pada kalimat iklan dari sebuah perusahaan rokok A Mild dalam mempromosikan produknya melalui poster-poster yang sering kita lihat  terpampang di pinggir jalan, tikungan, pertigaan, perempatan dan seterusnya, banyak sekali kita temukan tulisan yang berisi ungkapan singkat yang memiliki makna cukup menggelitik bagi pembacanya. Mengapa tidak? Terkadang makna tulisan itu sesuai dengan kondisi yang kita alami sehari-hari. 

Diantara tulisan ungkapan-ungkapan singkat itu seperti, "datang telat, pulang gak boleh telat", "habis hoax terbitkan klasifikasi", dan "lo yang salah lo yang galak" serta masih banyak yang lainnya. Namun disini yang menarik dikaji dan sesuai serta tepat dengan momentnya ialah ungkapan "Ko si Salah Ko si Menges" -  "LO YANG SALAH LO YANG GALAK". 

Tanpa disadari atau pun disadari, pengalaman banyak membuktikan kalau ungkapan ini sering terjadi atau kita alami hampir dibebagai sektor kehidupan, seperti di rumah tangga, perkantoran, dipasar, apa lagi dijalan raya yang lagi bedesakan terkena macet. 

Di kantor misalnya, antara atasan dan bawahan, bisa terjadi semacam itu, sudah jelas dia salah yang menghilangkan atau mencoret berkas penting yang terkumpul dimeja kerjanya, eh dia pula yang marah-marah (merepet-merepet) sama bawahannya, bahkan yang lebih aneh lagi bisa merembet ke semua orang yang berjumpa dengan dia, ih... Bayangkan saja bagaimana temprament orang yang kayak beginian? 

Biasa mukanya masam seasem jeruk nipis, kerut kayak jeruk perut, atau lain terserah anda mau gambarin seperti apa, yang jelas lo atau anda pasti pernah ngalamin dan bertemu dengan manusia seperti itu. Anehnya.. Itu dia yang salah, bayangkan kalo anda yang salah lalu berhadapan dengan bos atau atasan semacam itu, emm.. Kebanyang kan rasanya gimana.? 

Saran, jika anda bertemu dengan orang semacam itu, kalo gak kuat jantung mending menghindar saja dan banyak-banyak istigfar, karena kalimat istigfar itu dapat menenangkan hati dan jantung anda yg lagi bedenyut kencang. Toh nanti orang itu juga akan bertemu dengan lawan yang pas (sejenisnya). 

Dan bila anda adalah seperti orang yang dibicarakan yang memiliki temprament tinggi (umping) 'gere nguk mukertek sanah pe renye menges' maka disarankan anda juga banyak istigfar dan terus berlatih sabar, karena sabar akan mendekatkan anda pada keselamatan. 

Kenapa dikatakan sabar akan mendekatkan anda pada keselamatan, ialah karena sabar itu dapat menahan dan menekan rasa umping (temprament tingkat tinggi atau sensitif) anda. Bayangkan jika anda bertemu lawan yang pas sama-sama umping, pasti pecah suasana dan bisa terjadi hal hal yang tidak diinginkan.

Lagian apabila anda yang salah tetapi anda galak sama bawahan dan orang lain yang tidak bersalah, mungkin tujuan anda adalah untuk menutupi kekurangan dan kesalahan anda sendiri, namun hal itu tidaklah baik karena akan menjatuhkan kan maruah (harga diri, kharisma) anda sendiri, dan juga tidak baik untuk keberlangsungan lembaga yang anda pimpin. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline