Memulai Usaha Semenjak Mahasiswa - Mahasiswa memang calon pekerja, namun tidak smua dari mahasiswa akan menjadi karyawan kan. Beberapa mungkin sudah berniat menjadi pengusaha atau bahkan terpaksa menjadi pengusaha, itu sebuah pilihan. Namun alangkah baiknya sedari usia mahasiswa kita sudah mulai berusaha mencari uang, paling tidak dengan kita tau bagaimana susahnya mencari uang kita bisa lebih menghargai uang yang di berikan orang tua. Lebih dari itu, usaha tersebu pula bisa menghasilkan sedikit tambahan uang jajang. Berikut adalah beberapa Usaha yang pernah saya jalankan ketika saya menjadi mahasiswa, simak ceritanya. 1. Fotocopi Sekarang ke usaha fotokopi yang sangat cocok untuk mahasiswa, usaha ini sangat sederhana dan saya menemukannya tidak sengaja. Awalnya hanya membatu teman dalam memfotocopi diktat namun beberapa teman ternyata minta di fotocopikan juga. Awalnya tidak mengambil untung harga sesuai harga dari tukang fotocopi. kemudian saya bawa kekelas, dalam perjalannya membawanya ternyata cukup melelahkan juga dimana buku tersebut cukup tebal. Kemudian ketika teman meminta berapa biayanya? saya bilang, "harganya 'sekian' tapi klo kamu mau menambah ongkos kirim ya nda papa". Sayangnya mereka tidak memiliki jiwa dermawan dan bayar seadanya (khas orang indonesia yang ingin semua gratis, hehe). Dan hingga beberapa hari kemudian ada yang minta di fotokopikan kebali, ya sudah, untuk kali ini saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kedua dengan menambahkan harga jasa membawa dan mengkoordinasikan copian tersebut . Potensi penghasilannya cukup lumayan, paling tidak saya dapet diktat copian gratis dan tentunya beberapa uang saku. Kebetulan ibu saya juga punya usaha di rumah, di bilang paling tidak kamu ambil untung 10%, besar juga saya pikir. tapi saya tidak mengambil sebesar itu. Coba kita hitung ya, misal diktat yang akan di copi harganya 46.000,- maka saya akan mengenapkanya menjadi 50.000,- 4.000,-*25 = 100.000,- (buat beli diktat 46rb, sisanya 54rb masuk kantongkan). ini baru satu diktat, bayangkan klo dalam satu semester ada lebih dari 3 diktat? lumayan kan, jadi jangan sia siakan Memulai Usaha Semenjak Mahasiswa dari hal yang sederhana. Keungulan kedua bisnis ini tidak memerlukan modal kita hanya perlu menjalin hubungan baik dengan si pemilik fotocopi sehingga kita bisa ambil barang dulu, bayar belakangan. Yang perlu di perhatikan hanya administrasi nya, kita perlu pisahkan uangnya dan catat siapa aja yang sudah bayar. Usaha ini bukannya tidak ada saingan, sebelumnya temanku telah memulai terlebih dahulu (sejak semester 1) namun aku baru memulai semester 2, usut punya usut ternyata dia bilang "aku ga bakat ngordinir, bukannya untung, malah tombok" ya karena dia tidak disiplin dalam administrasi, Tapi ada hikmahnya buat aku. 2. Pulsa
Terus terang bisnis ini pengalaman paling di ingat. Bukan seberapa besar untungnya dalam berbisnis tapi kemauan untuk memulainya. Ketika pertama kali menawarkan pada teman itu yang seperti berada di puncak jurang, Ya malu ini itu lah. Sampe ketika pertama kali bilang rasanya keringat dingin mengucur, gemeteran dan grogi udah gitu mana pulsa ga masuk masuk lagi . Tapi akhirnya, aku bisa mengalahkan rasa takutku. Seperti kata bob sadino, kita harus belajar dari orang bodoh. orang bodoh tidak banyak ide, hanya punya satu ide namun di jalankan. mungkin karena aku orang pinter (mahasiswa gitu loh), jadi banyak pertimbangan dan justru tidak memulai mulai. tapi akhirnya aku berhasil memulai juga. Potensi penghasilannya tidak terlalu banyak, untuk pulsa 10rb kita paling dapat untung 1000, segmennya bisa teman kampus atau sekitar teman kost. Kemudian dibutuhkan modal yang tidak sedikit, apalagi aku "ngutangin" ke teman. Dalam artian temanku bisa bayar kapan saja. Namun temanku juga pernah bisnis seperti ini, ia bilang potensinya bisa 400ribu perbulan. Klo aku sendiri si tidak dihitung, asal mendata dan memisahkan uang hasil pulsa dengan uang pribadi. Aku sengaja mengambil pengalaman dari usaha ini. 3. Les
Usaha ini yang paling terlihat hasilnya, ada berbagai macam cara, mulai prifat (pribadi) ato ikut lembaga bimbingan belajar. Potensinya bisa mencapai 30-75rb per pertemuan, tergantung kita. bayangkian berapa potensi yang kita dapat perbulan, ya bisa sampai 300rb ke atas. Keuntungan lainya seperti pepatah, sambil menyelam minum air. sambil mengajar, kita sekaligus belajar. Tidak terlalu sulit ko ini, cuma di butuhkan kemauan. Ada yang pintar, tapi malu berbicara. ada yang biasa tapi pandai berbicara di depan umum. klopun kita malu klo di umum, kita bisa ambil prifat. klo kita rasa ilmu belom mumpuni, kita bisa ko ngajar SMP, lebih sederhana kan materinya. Kembali lagi ke permasalahan orang pinter, ia terlalu banyak pertimbangan. Ayo mau alasan apa lagi? Ngelesin ini angap saja kita ngobrol ko, cuma yang di obrolin pelajaran. bukankah setiap orang terbiasa dengan ngobrol? 4. Tugas
Tugas kuliah pun bisa jadi ladang bisnis, bukan berati kita mengerjakan dan orang lain santai. Itu termasuk pembodohan. Namun yang ane lakukan dalam tugas kelompok. Hal ini bermula ketika kita kesulitan mengerjakan tugas kelompok. Ketika di ajak mengerjakan tugas kelompok, problem mereka adalah waktu yang tidak ada (karena mereka bekerja). sampai suatu saat muncul ide, mereka tidak punya waktu tetapi punya uang, sedangkan kami (sebagian) punya waktu tetapi tidak punya uang. akhirnya barter dah, mereka setuju untuk membiayai fotocopi, print dan lain sebagainya. sedangkan sebagian dari kami, saya pimpin untuk mengerjakan tugas Ketika mengerjakan tugas, saya lampirkan progresnya sudah sampai mana, barang kali mereka mau menambahkan (kebanyakan si mereka cuex) tapi paling tidak kita sudah memberi tahu. sampai akhir deadline tugas, semua selesai dan bahagia. Kita dapet uang lebih dari tugas tersebut paling tidak 150 ribu. lumayan kan. 5. Jualan
Berjualan di sini tidak seperti di pasar yang harus kita tunggu berhari hari, jualan di sini cuma butuh sedikit barang dan kita tawarkan ke orangnya langsung. Namun seperti pengalaman ketika berjualan pulsa, menjual barang pun butuh keberanian. Misalnya barang yang saya jual adalah baju batik dan seprei. Alesannya simpel, baju batik biasa di gunakan untuk kondangan dan sebagian bahkan ada yang mewajibkan untuk pakaian resmi kampus. sedangkan seprai, pasti di pakai untuk anak kost (soalnya ane kost). Sistem penjualan ane, mereka bisa ambil barang. Bayar kapan mereka ada duit (untuk batik), ane cuma ngambil barang di ibu ane dan bantu jualin dah. Sedangkan untuk seprei, ane baru nyari klo mereka mesan. tentunya butuh promosi, nah ane beli seprei dlu untuk ane pake, trus temen yang dateng ke kost, ane tawarin dah. klo mereka mau, besoknya ane cari.
Beberapa usaha ane di atas dimuali dari permasalahan. permasalahan bukan akhir, jutru awal dari usaha. Yang agan butuhkan hanya menemukan idenya, kemudian menjual ide tersebut.
Purdi E. Chandra, pendiri Primagama. Justru menemukan kesuksesan setelah ia mengalami kesulitan keuangan, kemudina membuka les lesan di kostnya. Chairul Tanjung, Pemilik trans TV dan trans 7, dulunya berbisinis buku kuliah dan fotocopi serta kaos. Hendy Setiono Pendiri kebab turki, merintis usaha kebab ketika masih tercatat sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Teknik Informatika di ITS. Dimas Ginanjar Merdeka, pendiri ma icih. yang dulunya pernah kuliah di parahyangan pernah berjualan pulsa, handpone, pakaian sampai akhirnya ia bisa membangun ma icih. Ane berharap suatu saat dapat seperti mereka. So, bagaimana dengan agan? sudah kah anda Membangun Usaha Sejak Mahasiswa Ditulis Ulang dari Membangun Usaha Sejak Mahasiswa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H