Tanpa suasana yang ditata sebelumnya dan tanpa adanya malaikat kecil bernama Fazilla dalam rombongan, mungkin "mudik lebaran" kali ini tidak mengalami perjalanan se indah ini. Karena suasana hati yang damai
inilah dalam kesulitan diperjalanan, kami sempat mewawancara pengatur parkir yang sukses menyekolahkan anak hingga S2. Abang yang baru belajar markir ini adalah korban penipuan di Jakarta.Perjalanan Bekasi Yogyakarta sudah separo terlewati, dengan salah satu topik bahasan selama perjalanan, menyangkut sosok penomenal yang meninggal di bulan ramadhan. Kini alur cerita berubah setelah buka puasa di rumah makan yang tempat parkirnya sangat padat. Sosok abang pengatur parkir jadi fokus perhatian kami.
Kini perjalanan hanya menyisakan jarak Solo ke Yogyakarta yang relatif dekat. Dalam sisa perjalanan ini, sosok abang pengatur parkir jadi topik menarik. Tidak seperti cerita di jalan antara Bekasi-Solo yang sudah terlewati. Coba saja tonton videonya. Awal dialog kisah tukang parkir korban penipuan itu seperti tulisan di bawah ini.
Di depan Rumah makan
"Soto Seger" tepatnya di Karta Suro, Solo. Ada seorang pengatur parkir yang ramah dan lucu. Mengapa ? Dia menyuruh sopir untuk memajukan kendaraan, tapi dia mengambil posisi berdiri tepat berada di depan mobil yang dia parkir. Begitu juga saat mobil mundur dia berteriak "Stoooop...!" Sambil setengah loncat. Membuat bingung pengendara mobil yang dia parkir. Namun karena kendaraan yang digunakan
Yang layak dihargai dari sosoknya adalah dari segi tanggung jawab dan keramah-tamahannya. Nilai kekurangannya sirna, tatkala sudah dialog dengan dirinya. Subhanallah, ternyata puasa kami sedang di uji Allah lewat perilaku lucu si abang ini. Karena kisah menjengkelkan itu, telah diubah menjadi kisah lucu dan bahan tertawaan menyenangkan. Kejengkelan jadi sirna, yang ada kini, jadi rasa kagum dan bangga terhadap si abang. (Maafkan hambamu, ya Allah). Padahal saat berpuasa tidak boleh bergunjing. Tapi saya merasakan gunjingan ini, untuk kebaikan, tentang nilai positif dari perilaku si abang yang sedang belajar dan penuh keikhlasan.
Saking tanggung jawab si abang tukang parkir ini, kekhawatirannya sangat besar, dia rela setengah loncat sambil teriak, saat menyetop mobil. Padahal jaraknya masih aman untuk sopir meluruskan posisi mobilnya. Kita semua memahami, bahwa abang pengatur parkir ini masih belajar. Namun gigihnya luar biasa.
Akhirnya penulis berupaya mewawancara secara kekeluargaan. Walau waktu yang kami miliki sangat terbatas. "Subhanallah..." dia itu korban penipuan. Mengaku sudah 7 tahun berjualan buah di Jakarta, kini bangkrut karena tertipu pelanggannya. Modal jualan buah, hangus tidak kembali. Akhirnya kini pulang kampung dan bekerja sambilan jadi pengatur parkir di depan Rumah Makan. Saya pikir lumayan, ada bahan untuk membuat konten youtube, dan bahan cerita buat di tulis di kompasiana malam ini.
Memang suasana pulang kampung menuju Yogyakarta di lebaran tahun 2022 ini, berbeda dengan tahun sebelumnya. Sebab tol dari Jakarta hingga Yogya hampir tembus dilewati jalan tol semuanya. Sayang pemerintah Yogya menolak adanya jalan demikian. Konon raja Hamengkubuono berujar bahwa yang dibutuhkan masyarakat Yogya itu " jalan gratis untuk rakyat" Begitu isyu yang merebak di masyarakat yang penulis temukan. Tampaknya suatu gagasan yang mulia bagi masyarakat lokal.
Karena menuju Yogyakarta, dari Solo belum ada tol dibangun. Apalagi jalan tol yang melintasi kampung tempat tinggal keluarga kami. Sejak keluar dari gerbang "Solomadu" kami terpaksa mengikuti google maps. Walau harus diputar-putar sesuai perintah di amplikasi. Memang gambar yang ada di denah buatan pengelola aplikasi google kadang tidak akurat.
Kembali ke cerita di pintu keluar Plumbon. Rombongan kami sempat gundah di pintu keluar Plumbon, karena kendaraan dipaksa harus berubah arah keluar tol menuju jalan pantura. Begitu yang disarankan polisi yang ada di pintu gerbang Plumbon. Karena jalan tol macet total, semua kendaraan tidak bergerak. Kami agak kecewa karena harus merubah google maps, dan durasi perjalanan diramalkan lebih lama 2 jam dibanding lewat tol. Tapi tidak ada pilihan lain, harus mengikuti aturan yang ada.