Sangat kontras dengan suasana mesjid yang ada di lingkungan lainya. Penulis menemukan beberapa mesjid yang memelihara ikan hias yang sangat indah di halaman. Orang yang datang begitu terhibur. Banyak sekali anak balita dan remaja datang berkunjung dan akhirnya salat.
Ada pula mesjid yang menyediakan makanan gratis bagi jemaah yang datang salat tepat waktu. Nasi bungkus atau minuman tersedia di teras gerbang masuk mesjid. Kadang dibagikan oleh panitia pasca bubaran salat.
Kontras sekali dengan manajemen mesjid yang sering menghardik/ mengusir anak-anak yang berisik, mengganggu khusyunya salat. Ada pula marbot mesjid yang sibuk memantau pengunjung mesjid bahkan berani mengusir pengunjung yang merebahkan badan di tempat salat. I'tikap saja tidak boleh.
Di Makah(Masjidil Haram) banyak laskar bertugas di dalam mesjid. Tugasnya fokus menjaga keamanan orang beribadah, bukan menghardik. Mereka para laskar itu, mengatur jalur lalu lintas serta mengatur tempat pria dan wanita. Mengatur ketertiban shaf dan demi lancarnya alur jalur lalulintas.
Saat waktu salat tiba, para laskar di Masjidil Haram ada yang berdiri di samping imam salat, laskar itu menghadap ke jemaah yang beribadah. Sang imam begitu aman terlindungi dari ancaman penyusup. Ada pula laskar yang berada di belakang jemaah berdiri hingga kegiatan salat selesai. Setelah tuntas para jemaah beribadah, barulah para laskar melakukan salat berjamaah di tempat khusus.
Di Indonesia, penulis belum pernah melihat ada laskar yang bertugas seperti di Masjidil Haram. Sehingga sangat rawan dari ancaman serangan penyusup. Rata-rata penyusup di Indonesia itu diduga orang gila. Mengapa ? Menjelang pemilu 2024 seharusnya semua pengurus mesjid seluruh NKRI segera mengantisipasi hal di atas. Dari mulai materi ceramah yang menyejukkan hingga membentuk laskar.
Untuk keamanan mesjid di Indonesia, saat ini ada panitia mesjid yang sengaja melakukan keamanan dengan cara diluar kebiasaan; ruang utamanya di gembok. Memasang tulisan larangan-larangan, atau menghardik/memperingatkan pengunjung.
Jika masjid di gembok. Orang yang datang hanya bisa salat di serambi nesjid. Kecuali saat waktu salat tepat waktu semua ruangan di buka untuk umum. Jadi ruang utama hanya untuk salat tepat waktu.
Ada mesjid yang ruangannya ber AC, dan ada panitia yang bertugas menyediakan makanan bagi yang datang salat tepat waktu. Semua fasilitas dipersembahkan untuk jemaah.
Apapun yang dilakukan panitia mesjid, semua untuk kebaikan. Kadang merepotkan jemaah yang tidak tahu aturan lokal. Aturan yang dibuat pengelola mesjid tersebut. Tentu alasan aturan itu dibuat, yang tahu persis adalah mereka yang menjadi pengurusnya. Pengunjung hanya menduga-duga. Tentang kondisi keamanan, tentang mental masyarakat, atau pola pikir pengurus mesjid. Pembaca tulisan ini, tidak bisa menghakimi.