Saat penulis berkunjung ke Universitas Hongkong di Tiongkok, atau ke IZU di Turky, sambutan mereka atas nama perguruan tinggi, dimanfaatkan untuk promosi. Mereka banyak berbicara tentang mahasiswa Indonesia di sana. Bahkan rombongan kami, diperkenalkan dan disambut ketua mahasiswa Indonesia yang ada di sekolah tersebut. Tampaknya kegiatan semacam ini banyak ditiru perguruan tinggi swasta di Indonesia.
Di Indonesia saat ini, banyak mahasiswa dari perguruan tinggi swasta tertentu, berkeliling ke sekolah tempat almanaternya dahulu. Kegiatan demikian di pasilitasi oleh organisasi bimbel, bekerjasama dengan organisasi guru BK (Bimbingan Karir). Lumayan untuk pencerahan, bagi para pelajar calon mahasiswa baru. Tapi informasi yang dicari para pelajar SMA itu sesungguhnya dari PTN adapun informasi dari PTS itu hanya alternatif saja. Bagaimana cara sekolah menengah, memenuhi keinginan siswanya?
Saat ini informasi akurat langsung ari penyelenggara PTN sangat dibutuhkan. Karena website yang ada sering tidak menyajikan informasi yang lengkap. Atau isinya terlalu umum. Kerja keras dari pihak penyelenggara sekolah umum, sangat di uji. Semua penyelenggara perlu mencari terobosan baru dan inovatif. Diduga ada gejala penurunan minat untuk kuliah sejak adanya pandemi. Benarkah?
Faktor yang menyebabkan terjadinya learning loss kepada anak, terutama yang kini harus belajar dari rumah karena adanya pandemi COVID-19. Motivasi melanjutkan kuliah juga diduga sangat menurun, karena info biaya kuliah di PTS cukup memberatkan. Sementara informasi tentang PTN yang biayanya cukup ringan sangat minim diperoleh.
Di bawah ini adalah video wawancara siaran langsung dengan penyelenggara PTN, lewat media Face Book (FB)
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1156431281481777&id=100013447485913&sfnsn=wiwspwa
Dialog bersama Dr. Kusrin M.Pd Wakil Rektor UNSIKA. Adalah sebuah alternatif memperkenalkan PTN secara lebih dekat kepada calon mahasiswa. Video seperti ini seharusnya ada di media sosial milik sekolah. Mengapa? Karena career Day 2022, sudah banyak diselenggarakan oleh berbagai sekolah. Tapi patut diduga, hasilnya kurang maksimal. Karena presentasinya banyak di dominasi PTS (Perguruan Tinggi Sewasta).
Di kala PBM Tatap muka terbatas harus kembali lagi ke PJJ. Seperti suasana yang terjadi di bulan februari saat ini. Rata-rata penyelenggaraan career day itu presentasinya terlalu didominasi PTS. Karena penyelenggaranya selalu dari event organizer (IO)yang datang ke sekolah. Mereka itu punya kerjasama dengan PTS. Sedangkan PTN hanya dijadikan info pelengkap saja.
Dengan semakin sulitnya bagi calon mahasiswa melakukan kunjungan ke kampus-kampus yang dikelola PTN. Terutama jika ingin langsung bertemu dengan para pejabat di PTN yang di tuju. Mungkin dialog secara
virtual dengan PTN adalah alternatifnya.Rekaman dalam tayangan langsung seperti di FB ini, harus rutin di share dan ada di web sekolah. Atau di sajikan oleh media dunia pendidikan lokal. Dengan adanya dialog terbuka dalam suasana hangat semacan ini tentu sangat dibutuhkan siswa. Semoga video ini bermanfaat. Aamiin (DN).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H