Lihat ke Halaman Asli

Dr. Dedi Nurhadiat

Penulis buku pelajaran KTK dan Seni Budaya di PT.Grasindo, dan BPK Penabur

Manajemen Makanan Sisa

Diperbarui: 17 Februari 2022   06:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto limbah sisa makanan yang terbuang. (dokpri)

Melihat kucing liar yang ada di area sepanjang jalan dan di area wisata Turki begitu menyenangkan. Rata-rata kucing yang saya temui begitu gemuk dan bulunya terawat bersih. 

Tak lama kemudian muncullah kendaraan dinas melintas penuh gambar binatang. Gambar di kendaraan itu dari mulai, kucing anjing, dan burung. Setelah saya tanya ke Ozqu Unal pemandu wisata, terjawablah pertanyaan semua itu.

Ternyata ada dinas khusus, yang menangani aneka binatang liar di perkotaan itu. Disetiap pohon besar selalu ada piring kecil yang bersih di kerubuti binatang lucu. Binatang itu tampak setia menunggu piring itu. Kami dan keluarga berfoto-foto dengan kucing itu di taman yang rumputnya luas. 

Pada awalnya, karena keindahan aneka jenis kucing yang sedang bermain di taman, spontan penulis bertanya "Ini kucing siapa? " Pertanyaan  itu, ditujukan ke pemandu wisata. Jawabnya sangat mengejutkan sekali "itu semua kucing liar." Sungguh luar biasa dan mulianya pemerintahan Turki saat ini, begitu yang terlintas dalam pikiran saat itu. 

Disamping ada tempat salat yang tempat duduknya hangat karena ada instalasi penghangat di bawahnya. Ternyata binatang di perkotaan itu, semua serba dikendalikan masyarakatnya. Banyak burung liar hinggap di ranting pohon tak ada rasa takut pada pengunjung taman.  Hewan liarpun ternyata merasa aman hidup di Turki. Karena semua binatang tampaknya dipelihara dengan telaten. Ada petugas khusus, menangani hal ini.

Dari mana makanan binatang itu mereka dapatkan? Jawaban pemandu wisata "disini ada pabrik pengelola limbah sisa."
Ternyata semua makanan sisa rumah tangga dan restaurant dikumpulkan dan di olah menjadi makanan ternak berkualitas. Dari sisa makanan itulah binatang liar itu di pelihara.  Setiap pengunjung wisata ke Turki pasti senang melihat Kucing atau Anjing yang ada di sekitar tempat liar atau taman. Binatang itu selalu setia berada di lokasi itu. Termasuk aneka burung besar bertengger di ranting pohon. Kalau burung merpati mendekat pasti bukan hal aneh bagi kita. Tapi jika burung besar pemakan ikan dan buah berkeliaran di taman, baru terasa luar biasa.

Ternyata banyak peluang bisnis saat ini di Indonesia, setelah mengamati aneka binatang liar di Turki. Peluang inilah yang belum terjamah manusia bijak di negeri NKRI tercinta ini. Dan tampaknya harus segera dilakukan, jangan hanya sekedar menunggu lahirnya pemimpin yang peduli lingkungan seperti ini.  Siapa tahu pemimpin baru sebagai presiden itu, adalah anda.  Tak menutup kemungkinan anda menjadi pembicaraan publik menjadi cslon pemimpin karena hal ini.

Diantaranya menyangkut limbah rumah tangga dan septic tank di setiap rumah. Padahal bibit ikan lele atau binatang lucu banyak di dapat di sekitar kita. Coba saja jika kita rinci sisa makanan yang terbuang dari sisa makanan dan isi tabung septic tank, di setiap rumah. Apakah sudah ada pengelolanya? Padahal, setiap hari hal ini terus berproduksi. Ini sesungguhnya lapangan kerja yang belum banyak dijamah orang banyak. Jika kita buka cabang dari pulau Sabang hingga pulau Meroke. Berapa banyak peluang bisnis ini bisa terbuka.

 Saya hari ini, akan mulai mencoba menggerakan abang-abang yang sering bergerombol di jalan Waru. Selama ini, mereka hanya sebagian kecil yang diberi tugas menyirami bibit kurma di halaman rumah dan sepanjang gang itu. Ada pula yang diberi tugas mengelola produk kopi "Waglo".  Kini tampaknya ada yang lebih penting. Yaitu mengelola limbah makanan rumah tangga (DN)

Informasi Pelengkap: http://alamedukasi.my.id




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline