Lihat ke Halaman Asli

Dampak Kebakaran Taman Nasional Gunung Bromo pada Pelaku Ekonomi di Daerah Lokasi Wisata TNGB

Diperbarui: 3 Oktober 2023   20:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dewasa ini, pariwisata tidak hanya dapat dinikmati oleh orang-orang yang relatif kaya, melainkan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Lebih lanjut, pariwisata bahkan telah berkembang menjadi salah satu industri terbesar di dunia, yang ditandai antara lain dengan perkembangan jumlah kunjungan turis dan pendapatan yang diperoleh dari turis internasional (Muhammad Afdi, 2011). 

Pariwisata di indonesia telah berperan sebagai sistem yang memberikan sumbangan devisa besar bagi uang kas negara, kemanapun wisatawan pergi dalam regional Indonesia maka ia tidak akan kehabisan tempat/destinasi wisata yang dapat di kunjungi, hal ini merupakan satu aset besar yang tidak dapat di miliki oleh negara lain sebab rata rata destinasi wisata di Indonesia mengandalkan kondisi bentang alam dan bahari yang cantik yang dapat memanjakan wisatawan. Menurut Muliani Chaerunisa (2008) menjelaskan bahwa salah satu jenis wisata yang berkembang di Indonesia adalah jenis wisata bahari. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km serta memiliki potensi sumber daya pesisir dan lautan yang sangat besar. 

Selain daripada itu contoh wisata yang memanjakan mata dengan menampilkan view bentang alam indah ialah Taman Nasional Gunung Bromo, Taman Nasional Gunung Bromo merupakan wisata yang memberikan cukup banyak kegiatan wisata diantaranya, seperti: menunggangi kuda, sewa trail, sewa jeep, dsb. Selain hal tersebut di daerah Taman Nasional Gunung Bromo banyak warga sekitar yang melakukan kegiatan untuk membuat produk yang mana hasilnya dapat di jual kepada para wisatawan sebagai oleh oleh mereka untuk dibawa ke daerah masing masing, produk yang dibuat oleh para warga tersebut diantara nya ialah: baju khas bromo, bunga edelweis, dsb. Masyarakat sekitar gunung bromo melakukan berbagai cara untuk meningkatkan daya tarik dan kualitas ekonomi masyarakat, salah satunya dengan memanfaatkan objek pariwisata yang diolah dan dikembangkan sehingga dapat menambah daya tarik wisatawan menuju objek wisata ini. Dengan pemanfaatan tersebut juga dapat mengurangi dampak pengangguran dengan membuka lapangan pekerjaan dari objek wisata gunung bromo.

Melihat keindahan Taman Nasional Gunung Bromo tentunya menggugah rasa semangat para pelaku ekonomi di destinasi wisata tersebut, lalu bagaimana jika dalam 1 hari terjadi kejadian yang menyebabkan para pelaku ekonomi tidak bisa mencari nafkah disana untuk beberapa lama atau bahkan selama nya. hal itulah yang terjadi pada Rabu, 13 september 2022. Pada hari tersebut terdapat 2 wisatawan beserta pekerja WO (wedding organizer) yang ingin memanfaatkan Taman Nasional Gunung Bromo sebagai lokasi foto pre wedding mereka, adapun konsep foto pre wedding yang akan dilaksanakan ialah dengan sembari memegang flare agar terlihat efek asap pada hasil foto yang di buat. Pada saat kegiatan berlangsung di bulan september tentunya dapat diketahui bahwa bulan tersebut ialah bulan dengan curah hujan rendah atau dapat disebutkan kondisi kemarau. 

Kondisi kemarau ini di per parah dengan bencana EL nino yang menimpa beberapa wilayah di indonesia, menurut Erekso Hadiwijoyo (2023) menjelaskan bahwa Pola curah hujan di kawasan konservasi TNBTS (Taman Nasional Bromo Tenggerr Semeru) mempunyai pola tipe curah hujan dengan curah hujan terendah terjadi pada bulan Mei-Jun-Jul-Agu-Sept, sedangkan tertinggi pada Nov-Des-Jan-Feb-Mar. Melihat literatur tersebut kesalahan yang terjadi ialah mereka membuat konsep foto pre wedding ber unsur bakar membakar di bulan kemarau dan pada saat hari kegiatan nya berlangsung pun mereka membuang bekas flare ke daerah rumput kering yang memantik terjadi nya kebakaran dan terjadilah kebakaran hebat yang melenyapkan hampir 504 hektare dan tersebar di empat wilayah kabupaten yakni Malang, Probolinggo, Pasuruan dan Lumajang. Bencana Kebakaran yang terjadi dapat di selesaikan dalam kurun waktu +/- 1 minggu dengan menggunakan water bombing yang di lakukan oleh tim BNPB. 

Bencana kebakaran tentunya bisa ditangani dengan segenap bantuan elemen aparat setempat seperti: BNPB, Pemadam kebakaran, dsb. Akan tetapi permasalahan yang lebih kompleks dari hal tersebut ialah hilangnya mata pencaharian para pelaku ekonomi di lokasi wisata Taman Nasional Gunung Bromo seperti: UMKM, dsb. Masyarakat yang sehari hari nya menggantungkan kondisi ekonomi disana terpaksa harus sabar dan tidak dapat melaksanakan kegiatan ekonomi karena lokasi mata pencaharian mereka untuk mendatangkan wisatawan telah lenyap dan di perkirakan jumlah wisatawan yang berkunjung akan berkurang, hal tersebut mengakibatkan tidak ada nya daya beli wisatawan pada pelaku ekonomi di Taman Nasional Gunung Bromo. Melihat masalah yang ada sungguh luar biasa dampak yang terjadi, permasalahan kebakaran di destinasi wisata berdampak besar pada kekuatan  ekonomi masyarakat. Dengan adanya permasalahan ini diharapkan menjadi pelajaran bagi para stakeholder untuk bisa saling menjaga agar tidak terjadi kebakaran akibat kelalaian wisatawan ataupun kelalaian pihak petugas Taman Nasional Gunung Bromo dalam memasukan wisatawan ke area Taman Nasional Gunung Bromo.

Sumber:

Afdi, M. (2011). "TOURISM EFFECT ON ECONOMIC
GROWTH IN INDONESIA
". Diakses melalui: https://mpra.ub.uni-muenchen.de/65628/1/MPRA_paper_65628.pdf

Chaerunnisa, M. (2008). "PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP
KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA
PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL
". Diakses melalui: http://eprints.undip.ac.id/6288/1/mulianich.pdf

Hadiwijoyo, E. (2023). "POLA KEBAKARAN HUTAN DI AREAL KONSERVASI STUDI
KASUS DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU
". Diakses melalui: file:///C:/Users/AZMI/Downloads/50332-Article%20Text-240033-1-10-20230926.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline