Lihat ke Halaman Asli

Kecelakaan Kendaraan Bermotor Penyebab Terbesar Fraktur Mandibula

Diperbarui: 3 September 2018   05:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Batamnews

Fraktur mandibula adalah putusnya kontinuitas tulang mandibula, atau bahasa umumnya adalah patah tulang rahang bawah. . Hilangnya kontinuitas pada rahang bawah (mandibula), dapat berakibat fatal bila tidak ditangani dengan benar.  Tidak jarang pasien datang sudah beberapa hari bahkan beberapa minggu setelah kejadian. 

Hal ini akan mempersulit penyembuhan karena penulangan sudah terjadi pada rahang tersebut. Jika posisi penulangan simetris maka tidak masalah namun jarang sekali terjadi pada kasus Fraktur Mandibula jika didiamkan secara alami, kebanyakan pasien datang sudah dalam keadaan rahang miring yang mengakibatkan gigi geligi menjadi tidak teratur. yang dikhawatirkan dari keadaan Fraktur Mandibula jika didiamkan adalah terjadinya infeksi yang tentunya akan menjadi masalah baru yang sangat serius.

Mandibula adalah tulang rahang bawah pada manusia dan berfungsi sebagai tempat menempelnya gigi geligi. Faktor etiologi utama terjadinya fraktur mandibula bervariasi berdasarkan lokasi geografis, namun kecelakaan kendaraan bermotor menjadi penyebab paling umum. Beberapa penyebab lain berupa kelainan patologis seperti keganasan pada mandibula, kecelakaan saat kerja, dan kecelakaan akibat olahraga.

Fraktur mandibula merupakan fraktur kedua tersering pada kerangka wajah, hal ini disebabkan kondisi mandibula yang terpisah dari kranium. 

Diagnosis fraktur mandibula dapat ditunjukkan dengan adanya : rasa sakit, pembengkakan, nyeri tekan, dan maloklusi. Patahnya gigi, adanya gap, tidak ratanya gigi, tidak simetrisnya arcus dentalis, gigi yang longgar dan krepitasi menunjukkan kemungkinan adanya fraktur mandibula. Selain hal itu mungkin juga  terjadi trismus (nyeri waktu rahang digerakkan).

Secara khusus penanganan fraktur mandibula dan tulang pada wajah (maksilofasial) mulai diperkenalkan oleh Hipocrates (460-375 SM) dengan menggunakan panduan oklusi (hubungan yang ideal antara gigi bawah dan gigi-gigi rahang atas), sebagai dasar pemikiran dan diagnosis fraktur mandibula. 

Pada perkembangan selanjutnya oleh para klinisi menggunakan oklusi sebagai konsep dasar penanganan fraktur mandibula dan tulang wajah (maksilofasial) terutama dalam diagnostik dan penatalaksanaannya. Hal ini diikuti dengan perkembangan teknik fiksasi mulai dari penggunaan pengikat kepala (head bandages), pengikat rahang atas dan bawah dengan kawat (intermaxilari fixation), serta fiksasi dan imobilisasi fragmen fraktur dengan menggunakan plat tulang (plate and screw).

Apa Sih Operasi Gigi Bungsu itu

Gigi Geraham Bungsu Pengertian dan Ulasannya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline