Konstipasi adalah gangguan pencernaan karena terjadinya pengurangan dari frekuensi pengeluaran feses akibat penurunan kerja usus. Frekuensi buang air besar yang normal adalah 3 kali per hari sampai 3 kali per minggu. Penyebab dari konstipasi pada anak sangatlah beragam dan terkadang anak akan sulit untuk menceritakan gejala yang dialaminya sehingga akan mempersulit mencari penyebab pasti dari konstipasi yang dideritanya.
Penyebab dari konstipasi pada anak, diantaranya:
- Kelainan sistem saraf intestinal
- Ileus obstruktif atau paralitik
- Kelainan dari spincter ani
- Psikis
- Mobilitas yang kurang
- Dehidrasi
- Konsumsi makanan
Karena banyaknya penyebab dari konstipasi membuat berbagai macam gejala penyerta dapat dikeluhkan oleh anak saat menderita konstipasi. Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri pada perut dan perut kembung. Gejala lain dapat berupa nyeri saat buang air besar yang akan membuat anak-anak takut untuk mengedan. Gejala yang patut diwaspadai adalah nyeri seluruh perut disertai dengan demam, mual, muntah, dan otot perut kaku yang menandakan kondisi gawat darurat dan pasien harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Selain gejala perlu digali juga dari anamnesis riwayat kelahiran dari pasien, toilet training, sifat dari anak, dan aktivitas sehari-hari yang dapat mempengaruhi kondisi pasien. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan berupa foto polos abdomen, ultrasonografi, dan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Penanganan yang dapat diberikan tergantung dari penyebab yang ditemukan pada pasien dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dapat berupa edukasi, obat-obatan, hingga prosedur operasi.
Referensi:
- Holcomb and Ashcraft's. 2020. Pediatric Surgery. Seventh Edition. Elsevier Inc.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H