Suara rintik hujan bersaing
dengan kumandang malam 1000 bulan
yang sejak sore kita serukan
Hingga malam tiba
hujan meninggalkan dingin
juga awan-gemawan
Oh Tuhan Semesta Alam!
Mengapa awan itu menutupi pandangan?
Tak kita ketemukan 1 pun bulan di angkasa
Namun, 1000 keinginan terlanjur terbit
Hampir di setiap malam
Hampir di setiap terik siang kita,
ya kita
kau, aku, dan doa-doa
Malam 1000 bulan terus disiarkan
Dengan power sound system
Suaranya menderu-deru
Bersamaan dengan auman tik-tok
Bersaingan dengan suara pesimis
dari orang-orang yang terpentok
di pinggiran jalan nasib
Ya, dengarlah!
Resonansi siar malam 1000 bulan
mendorong apa pun saja
termasuk tubuh kita
Kita pun terpojok ke sebuah tebing,
di ujung gunung cita-cita
Di seberang sana, tak kita temukan
walau hanya 1 bulan
Melainkan 1000 tanda tanya yang menakutkan
Di belakang sana, kok ada deretan setan?
Menari-nari,
menggoda sanubari
Oh berita malam 1000 bulan
Betapa makin keras sekali berbunyi
Dan di masjid, tarawih makin sepi
keramaian pindah ke cafe
juga ke rumah makan
kita buka puasa dengan bayang-bayang
Dan di jalan, kita menengadah kembali
Lagi-lagi tak 1 pun bulan ada di angkasa
Oh lihatlah! 1 bulan, diselimuti 1000 awan!
Awan apakah yang menutupinya?
Itukah awan yang berasal dari ribuan residu hawa nafsu kita ?
Marendra Agung J.W 14/4/ 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H