Lihat ke Halaman Asli

Marendra Agung J.W

TERVERIFIKASI

Urban Educator

Mengenal Sang Pemersatu Makna: 3 Tipe Konjungsi Bahasa Indonesia

Diperbarui: 14 September 2021   17:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Pixabay.com

Seperti mak comblang yang dapat mempersatukan orang dari dua pihak berbeda, dalam penulisan juga terdapat unsur bahasa yang menjadi pemersatu. Unsur tersebut yaitu konjungsi. 

Konjungsi dapat dipahami sebagai unsur yang menjadi penghubung makna dalam satuan bahasa. Berkat konjungsi, makna antara kata, antara kalimat, bahkan paragraf dalam teks, dapat terjalin satu sama lain secara efektif.

Topik mengenai konjungsi selalu muncul dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah maupun di universitas. Konjungsi selalu menjadi pembahasan dalam materi unsur kebahasaan sebuah teks. Hal itu menandakan begitu pentingnya konjungsi dalam sebuah tulisan. 

Konjungsi kerap kali disebut dengan istilah kata sambung atau pun kata penghubung. Walau demikian, konjungsi bukan hanya sekadar berbentuk kata, namun ada pula yang berupa frasa (gabungan kata). 

Secara garis besar, terdapat tiga jenis konjungsi yang dapat diketahaui. Ahli linguistik memetakannya ke dalam 3 jenis yakni koordinatif, subordinatif, dan korelatif. Setiap jenis tersebut memiliki ciri atau keunikan masing-masing yang berpengaruh terhadap makna kalimat.

Konjungsi Koordinatif: Mempersatukan tanpa mengikat

Pada ragam bahasa Indonesia, konjungsi koordinatif yang sering digunakan misalnya kata dan, atau, dan tetapi. Konjungsi koordinatif itu berfungsi menghubungkan dua bangunan makna tanpa mengikatnya. Artinya dua bangunan makna tersebut dapat bertukar posisi tanpa membuat makna menjadi rancu.

Sebagai contoh kalimat: "Maskapai Brasil Wajib Biayai Kosmetik Pramugari dan Staf Bandara". Kata konjungsi "dan" tidak mengikat bangunan makna sebelum dan sesudahnya. Konjungsi "dan" mengikat posisinya sendiri sehingga tidak dapat berpindah ke awal atau pun akhir kalimat.

Misalnya jika kalimat tadi diubah menjadi: "Maskapai Brasil Wajib Biayai Staf Bandar dan Kosmetik Pramugari." Makna kalimat tersebut tetap dan tak berubah. Namun jika konjungsi "dan" berpindah, kalimat jadi kehilangan konfigurasi makna. Misalnya: "Dan Maskapai Brasil Wajib Biayai Kosmetik Pramugari staf bandara."

Keterikatannya dengan posisi itu yang menjadi ciri khas tipe konjungsi koordinatifSeperti pada contoh kalimat: "Jokowi tolak tiga periode atau tambah masa jabatan Presiden". Terdapat dua bangunan inti kalimat pada kutipan tersebut yakni:

  • Jokowi tolak tiga periode.
  • Tambah masa jabatan presiden.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline