Suatu ketika hujan turun dengan lebatnya. Sangat lebat. Sampai -sampai, air hujan itu menerobos masuk ke dalam sebuah kamar. Entah bagaimana prosesnya, hingga air hujan itu bisa merayapi dinding, dari plafon atap merosot ke bawah dengan alur yang berkelok-kelok.
Gerombolan air itu pun akhirnya menetes ke sudut kamar. Lantas, lantai kamar itu mulai tergenang. Walau tidak merata ke seluruh ruang kamar, namun genangannya sudah dapat membuat bangkai kecoa di pojok sana terapung.
Tiba-tiba bunyi kilat meledak hebat. Seorang pria yang sedang tidur pulas di kamar itu terbangun mendadak.
" Ah sial! Hanya mimpi! Padahal wanita itu cantik sekali!"
Ia memaki seorang diri. Menyesali kenyataan indah dalam mimpinya yang telah usai. Dengan muka yang semeraut, ia melihat ke sekitar, lalu duduk dan menyempurnakan kesadarannya. Setelah melihat jam di telepon genggamnya, ia pun keluar kamar.
" Sudah pagi?" Gumamnya. Setelah keluar kamar, ia malah bingung. Sambil mengamati warna langit yang biru tua dari jendela ruang tamu itu. Dia sangat bingung. Serta merta pria itu masuk kembali ke dalam kamar dan membuka lemari pakaian.
Setelah mengenakan kemeja polos di badannya, ia comot dasi yang bergantung di balik pintu kamar. Lalu mengoleskan minyak ke rambut dan menyisir dengan tergesah.
Gaya bersisirnya hanya satu arah, menyapu dari dahi sampai ke belakang batok kepalanya. Lantas, di cermin tampak rambutnya menjadi lebih tipis. Klimis.
" Akan pergi ke kantor? Ia bergumam lagi ketika melihat dirinya pada cermin itu. Kemudian ia terbengong-bengong sesaat. Mengusap-usap dahi, menyimak rupa wajah dan penampilannya.
Ia merasa ada sesuatu yang ganjil. Tapi, ia masih belum menjangkau tentang apa yang salah dengan wajahnya ini, tentang apa yang terjadi dengan dirinya.