Lihat ke Halaman Asli

Marendra Agung J.W

TERVERIFIKASI

Urban Educator

Mengapa Tidak Ada Modalitas di Baliho Politisi?

Diperbarui: 23 Agustus 2021   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baliho politisi | (Sumber: KOMPAS.COM/ASIP HASANI)

Baliho politisi yang bermunculan pada kondisi pandemi sempat menjadi isu yang kontroversi. Banyak tangapan dari masyarakat bermunculan, baik respon secara kritis maupun respon yang normatif. 

Walau belum melihat baliho-baliho itu secara langsung, saya tetap dapat menikmatinya lewat ungahan-ungahan medsos dan sorotan media berita nasional.

Ketika mengamati keempat gambar baliho di layar gawai itu, perhatian saya langsung tertuju bukan pada tokoh atau foto dalam baliho tersebut, namun lebih kepada slogan-slogannya. 

Pada keadaan ini, saya berterima kasih karena saya jadi mengingat kembali mengenai salah satu fenomena kebahasaan yang cukup penting namun jarang menjadi pembahasan, yaitu mengenai modalitas.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai baliho-baliho tersebut, pengertian modalitas perlu diuraikan terlebih dahulu. 

Modalitas dalam pembahasan ini merujuk pada disiplin linguistik (ilmu kebahasaan). 

Kajian mengenai modalitas, secara umum menyentuh wilayah semantik (makna) bahasa.

Ada banyak penjelasan tentang modalitas dari para ahli bahasa (linguis), baik dari Indonesia maupun dari mancanegara, sehinggga definisi dan konsepnya terus berkembang.

Modalitas dalam Kajian Linguistik

Pengertian modalitas secara praktis setidaknya dapat dipahami sebagai bentuk atau gambaran tentang "gradasi makna" dari sikap penutur (pengguna bahasa) terhadap "pesan" yang dituturkannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline