Lihat ke Halaman Asli

Drajatwib

Penulis amatiran

Puisi │Bumi Yerwa

Diperbarui: 15 Juli 2018   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Bumi ini tenang, tidak seperti bumiku yang sibuk bergerak, kadang menggelinjang, menyentak membangunkan tidurku yang lelap. 

Bumi ini senyap, tidak seperti bumiku yang sibuk memuntahkan isi perutnya yang panas keudara 

Bumi ini seperti lelap dalam tidurnya yang panjang, meski sang surya membakar permukaannya, merampas bulu halusnya yang hijau, ia tetap sabar menunggu saat tetes hujan kembali menyiram, membasahi, menumbuhkan kehidupan baru baginya 

Bumi ini tidak menyediakan banyak bagi semua mahluk yang hidup diatasnya, dan memaksa mereka untuk beradaptasi semampunya

Mahluk saling bergelut 

Mahluk saling membantai 

Kadang berebut permadani hijau bagi kawanan ternak dengan menumpahkan darah merah dipermukan bumi, menjadikan warnanya semakin menghitam 

Berebut sumber yang sedikit sambil berkerudung kepercayaan, bak serigala berbulu domba 

Bukan kepercayaan yang dikabarkan, melainkan sumber dari bumi yang diperebutkan 

Darah merah terus tertumpah, membasahi bumi ini, semakin pekat mewarnai permukaan kulitnya

Bumi yerwa.... Bumi yang sabar menerima takdir 

Tetap sabar menunggu putaran waktu, hingga saatnya menunbuhkan kehidupan baru

Bumi yerwa.....

Kembalilah dalam tidurmu yang panjang




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline