Selama hampir sepuluh tahun bekerja di sebuah rumah produksi sebagai penulis naskah, asisten produser, higga produser, sesekali menulis artikel di koran nasional dan jurnal ilmiah, serta terlibat proyek penulisan buku fiksi dan non fiksi, saya menemukan sejumlah kekhasan dari penulisan naskah. Berikut adalah butir-butir kekhasan dari kepenulisan naskah:
- Bahasa tertulis adalah prototipe untuk semua media di perbagai platform. Maksudnya, apapun jenis media penyiarannya (radio, televisi, film layar lebar, portal berita online, media sosial dan lainnya), bahan dasarnya bersumber dari sebuah catatan tertulis.
- Meski sama-sama mengacu pada bidang kepenulisan, 'penulis' (writer dalam Bahasa Inggris) sering dibedakan dari 'penulis naskah' (scriptwriter).
- Scriptwriter mengondisikan si penulis bersinggungan dengan bidang-bidang kepenulisan lain seperti penulis skenario film atau sinetron, naskah dan teks iklan, hingga bahkan naskah pementasan drama.
- Penulis dibatasi jumlah huruf, kalimat, atau paragraf sedangkan penulis naskah dibatasi oleh durasi.
- Sebuah tayangn menampilkan suara dan rupa untuk menarik perhatian audiens; di sajian media audio-visual berlaku pandangan Anda harus membuat agar gambar-gambar Anda mengisahkan cerita: Apa yang Anda perlihatkan adalah lebih penting daripada apa yang Anda katakan. Idealnya, kata-kata dan gambar harus berjalan beriringan, saling menunjang, dan saling melengkapi.
- Satu-satunya fungsi kata-kata yang didasarkan pada naskah ialah menjelaskan apa yang ditunjukkan dengan gambar dengan bertitik tolak dari sudut pandang yang dianggap paling menarik oleh produser.
- Penulis naskah berpikir secara grafis dalam artian menggunakan gambar untuk menjelaskan bagian-bagian penceritaan. Menjadikan gambar sebagai kerangka penulisan naskah.
- Naskah yang baik biasanya memuat cerita menarik, plot dan subplot yang mengejutkan, aksi yang mengasyikkan, serta, jika dimungkinkan, memuat dialog berkualitas.
- Penulis naskah membutuhkan pemahaman yang baik tentang pergerakan dan tindakan termasuk pada detail ekspresi. Dengan kata lain, selalu memberi perhatian pada dinamika termasuk pada dinamika terkecil sekalipun misalnya kedipan mata, dahi yang mengerenyit dan seterusnya.
- Penulis naskah memerlukan pendengaran yang baik tentang cara orang berbicara dalam kehidupan nyata, memahami bagaimana perkataan orang dapat memengaruhi tindakan-tindakan seseorang, dan mengetahui bagaimana mengembangkan konflik yang menarik.
- Penulis naskah pada dasarnya hanya memerlukan dua hal utama: menonton dan menulis!
- Penulis naskah melakukan re-kreasi, menciptakan ulang momen tertentu dengan sudut pandang penulisan yang segar, unik, menggelitik, dan otentik.
- Penulis naskah harus bisa meyakinkan produser dan staff kepenulisan bahwa dia memiliki ide yang menarik dan unik dan layak dipilih produser untuk kemudian ditayangkan.
- Penulis naskah harus bisa bekerja sama dengan produser, asisten produser, reporter, editor video/videografis/infografis dan sejenisnya.
- Peka dan mengenal peristiwa terkini, piawai menggunakan bahasa gaul dan memahami apa yang sedang diminati orang banyak saat ini, akan selalu menjadi keterampilan yang berguna bagi penulis naskah.
- Penulis naskah harus akrab dengan perkembangan sosial dan budaya yang terus mengalami perubahan, demi menghasilam naskah yang realistis, akrab, dan bermakna untuk audiens.
- Penting juga untuk memperhatikan jenis atau model cerita mana yang sedang populer dan digemari audiens.
- Tayangan memiliki kemampuan memediasi penonton dengan realitas dan antara fakta dengan fiksi karena telah melalui proses pengolahan imajinasi dan kreasi penulis naskah.
- Salah satu kaidah pokok tayangan video bukan terletak pada apa yang harus ditampilkan melainkan bagaimana itu ditampilkan.
- Tayangan berkualitas berasal dari materi mentah yang bermutu, yang didapat di lapangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H