Yogyakarta - Siapa yang belum tahu tentang Sate Kere? Banyak daerah yang memiliki sate unik, seperti Sate Maranggi dari Purwakarta, Sate Lilit dari Bali, Sate Padang dari Padang Sumatera Barat, dan Sate Ambal dari Kebumen. Sate Kere Beringharjo adalah salah satu jenis sate khas Jogja. kuliner lezat ini menjadi buruan baik pelancong maupun warga lokal.
Ternyata, nama 'kere' dalam Sate Kere bukanlah sekadar label semata. Lebih dari itu, nama ini mencerminkan filosofi di balik kuliner ini. Dulu Sate Kere diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak memiliki uang untuk membeli daging.
Namanya yang unik berasal dari bahasa Jawa, di mana itu berarti 'miskin' atau kekurangan uang. Walaupun namanya mengandung arti demikian, Sate Kere sekarang diburu oleh semua orang, termasuk pelancong yang berkunjung ke Pasar Beringharjo.
Sate Kere Bu Suwarni dikenal sebagai makanan legendaris yang wajib dicicipi saat berkunjung ke Pasar Beringharjo. Beliau menceritakan usahanya yang sudah dirintis sejak tahun 1984, beliau meneruskan usaha Sate Kere milik keluarganya. "Sate Kere saya tidak memiliki cabang, dari dulu ya disini saja," tutur Bu Suwarni, Senin (27/11).
Lebih lanjut, Bu Suwarni mengatakan Sate Kere ini terbuat dari koyor atau lemak. "Dulu waktu generasi pertama Sate Kere mulai dari harga Rp. 1000 per tusuk, kalau sekarang kan bahan-bahan naik jadi mulai dari harga Rp. 4000 per tusuk untuk Sate Kere Lemak dan Rp. 5000 per tusuk untuk Sate Kere Ginjal" sambungnya. Setiap pembelian Sate Kere tentunya dilengkapi dengan bumbu kecap, beliau juga menyediakan kupat sebagai pelengkapnya.
Usaha Sate Kerenya selalu ramai dan banyak dicari orang. Bahkan Sate Kere Bu Suwarni ini merupakan langganan para pejabat. "Mantan Wali Kota Jogja juga sering pesan Sate Kere saya. Sampai sekarang juga masih sering dapat pesanan ke balai kota atau ke rumah dinas Wali Kota langsung," ungkap Bu Suwarni.
Bagi anda yang tidak suka makan jeroan, tenang saja karena Bu Suwarni juga menyediakan Sate Kere daging sapi dengan harga Rp. 5000 per tusuk. Jadi anda masih bisa menikmati Sate Kere Beringharjo tersebut. Bu Suwarni mulai buka dari jam 10.00-16.00. Beliau hanya berjualan mengemper dengan bakul dan alat bakar seadanya. Lokasinya ada di pintu selatan Pasar Beringharjo, tepatnya di bawah jembatan.
Sebagai pendatang di Jogja, penulis pun ikut tertarik untuk merasakan kelezatan Sate Kere di Pasar Beringharjo. Tekstur Sate Kere Lemak yang kenyal serta Sate Kere Daging yang empuk membuat penulis merasakan kelezatan bumbu yang meresap di setiap tusuknya.
Penjual Sate Kere di Pasar Beringharjo pun sangat ramah dalam melayani dan menjawab pertanyaan dari para pembeli. Sate Kere mengajarkan kita bahwa kelezatan tak mengenal batas. Pedagang sate ini memahami setiap orang tanpa memandang status ekonomi dan berhak menikmati hidangan lezat. (drh)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H