Lihat ke Halaman Asli

Adaptasi Kehidupan Baru: Antara Idul Fitri dan Idul Adha 1441 H

Diperbarui: 30 Juli 2020   15:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Penulis : Dr.H.Abidinsyah Siregar,DHSM,MKes*

#Iedul Adha mengajarkan Keikhlasan dalam cobaan berat

#Waspada Covid-19 adalah Syahid

Alhamdulillah... Ummat Islam segera memperingati Iedul Adha atau Hari Raya Kurban yang insya Allah jatuh pada hari Jumat 31 Juli 2020 bertepatan dengan  tanggal 10 Dzulhijjah 1441 H.

Penulis ingat do'a khatib sholat jumat yang lalu di Masjid BKKBN Pusat meminta kepada Allah SWT Sang Pencipta dan Maha Mengatur segala sesuatu di alam semesta, agar dicabut musibah Pandemi Covid-19, supaya Ummat Islam bisa melaksanakan Sholat Iedul Adha bersama, dilanjutkan memotong hewan kurban sebagai wujud menteladani keikhlasan Nabi Ibrahim AS yang atas perintah Allah SWT bersedia dan ikhlas mengorbankan Ismail putra tercinta yang lama dinantikan kelahirannya untuk dijadikan sebagai kurban.

Dan memohonkan pula agar Ummat Islam yang mampu dapat kembali memenuhi rukun keislamannya melaksanakan Haji di Padang Arafah serta Ibadah dan ziarah di Makkah dan Madinah.

Sehari sebelumnya, pada 9 Dzulhijjah sekitar 3 juta Ummat Islam yang berniat Haji berkumpul sejak pagi hari di padang Arafah, suatu padang pasir luas terbuka yang terletak 19 Km sebelah timur kota Makkah di Kerajaan Arab Saudi, tempat dimana Nabi Adam dan Hawa diturunkan dari Surga ke  Bumi.
 
Saat paling dinanti adalah ketika tiba waktu dhuhur, saat mana dimana salah satu dari 6 rukun haji dilaksanakan mulai dari sholat dzuhur dan ashar dijamak qasar, mendengar Khutbah Wukuf dan dilanjutkan memperbanyak do'a  memohon ampunan dan keberkahan Allah SWT.

Pengalaman penulis saat menjadi Komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI 2013-2019) melihat tidak semua Jamaah haji bisa wukuf bersama di Arafah.
Ada ratusan jamaah sakit harus melalui mekanisme Safari Wukuf, diperjalankan dari Rumah Sakit dengan dukungan fasilitas Kesehatan (darurat) dengan ambulans atau Bus yang dipersiapkan menuju wilayah Arafah dan tetap berada didalam kenderaan berdoa dibimbing petugas Haji dan kemudian kembali ke Rumah Sakit.

Ratusan lainnya karena penyakit berat sehingga tidak bisa dimobilisasi melalui Safari wukuf dan yang telah wafat, akan di badal haji kan oleh petugas ibadah haji yang ditetapkan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia.

WABAH PANDEMI COVID-19

Pada tahun 2020 ini bertepatan dengan tahun 1441 Hijriyah, situasinya BERBEDA.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline