Lihat ke Halaman Asli

Antisipasi Dampak Covid-19: Ancaman Penurunan Kualitas Kesehatan Massal

Diperbarui: 14 Mei 2020   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

#Bansos TEPAT SASARAN, juga TEPAT MANFAAT

Penulis: Dr.Abidinsyah Siregar*)

Serangan Virus Covid-19 yang menjadi Pandemi bagi dunia, kini menjangkau 220 Negara lintas Benua dan telah menginfeksi lebih 4 juta penduduk dunia, termasuk lebih 14.000 orang di Indonesia.

Jangkauannya merupakan terluas dalam sejarah wabah dimuka bumi.

Sekalipun fatalitas nya secara umum rendah dibanding wabah atau penyakit lainnya, namun EFEK SOSIAL dan EKONOMI nya sangat dahsyat.

Virus Covid-19 yang tidak terlihat. Pengidap/suspect yang tidak terbedakan karena banyak orang tanpa gejala (OTG). Belum adanya obat dan vaksin. Kurangnya kesadaran masyarakat serta tidak sinkronnya kebijakan pemutusan rantai kontak virus membuat wabah ini BERGERAK LIAR dan BISA TIDAK TERKENDALI.

Covid-19 BUKAN sekedar sumber penyakit, tetapi JUGA sudah terlihat menjadi sumber masalah sosial seperti PENGHILANG MATA PENCAHARIAN, PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, PENGANGGURAN dan PEMISKINAN.

Mengapa demikian?.  Covid-19, menyita HARI PRODUKTIF semua orang yang terpapar, setidaknya 14 hari harus meng"isolasi" diri bagi yang suspect/ diduga, atau 14-30 hari atau lebih jika di-isolasi dalam perawatan intensif di Rumah Sakit khusus jika positif covid-19, artinya tidak boleh beraktivitas terbuka.

Prioritasnya memulihkan diri, dengan kerja keras dan terprogram untuk meningkatkan imunitas diri untuk membangun antibody dalam 5-7 hari pertama sejak positif, agar punya kans memenangkan pertempuran di area paru (pusat pernafasan manusia), supaya tidak terjadi gagal nafas dan kematian.

Suspect/penderita covid-19 ini di Indonesia atau disemua negara paska transmisi Wuhan, merupakan kasus Imported cases (kasus bawaan dari daerah terinfeksi virus Corona). Mereka adalah manusia dengan tingkat mobilitas tinggi. Mereka umumnya manusia berjejaring tinggi, seperti pengusaha, manajer, pemodal yang umumnya pekerja bisnis.

Ketika mereka mengalami isolasi, semua aktivitas bisnis nya berhenti seketika. Karena tidak ada interaksi langsung, sementara bisnis nya sensitif terhadap kontrol dan pasar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline