Lihat ke Halaman Asli

Awal Ku Mengenal Komputer

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan turun dengan derasnya, aku menikmati irama air yang turun menimpa seng yang menutupi pompa air di halaman kantor Dinas Pendidikan Kota ku. Semua yang ada di dalam ruangan itu hanyut dalam dinginnya hujan. Aku terus berdiri membisu disudut ruangan sesekali aku memandang peserta lain yang akan mengikuti lomba. Sesuai dengan jadwal yang ditempel panitia bagi yang lolos seleksi tahap kedua mengikuti seleksi tahap berikutnya. Alhamdulilah namaku berada diatas garis merah sehingga akupun mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi tahap tiga. Seleksi ketiga yaitu persentase karya ilmiah dari karya tulis yang sudah dibuat oleh masing-masing peserta.

Aku itari pandangan ku keseluruh ruangan aula sambil menunggu tim penguji datang untuk menguji kami. Aku seret sebuah kursi dan kupindahkan tas laptop ku kepangkuanku. Setahun yang lalu aku begitu asing dengan benda ini. Masih di ruangan inidengan situasi yang berbeda. Begini ceritanya … waktu itu ada undangan untuk mengikuti sosialisasi bimbingan Karya Tulis Ilmiah secara Online dari Dinas Pendidikan Kota. Bimbingan ini diadakan oleh P4TKLB yang berpusat di Bandung. Kubaca satu persatu syarat yang harus aku penuhi mulai dari golongan sampai masa kerja semua syarat itu ada pada ku tapi ada syarat mutlak yang tidak aku miliki yaitu semua peserta bisa mengoperasikan computer/ laptop dan mengakses internet. Aku sudah lama ingin belajar membuat karya tulis tapi bagaimana ini ? aku tidak bisa sama sekali menggunakan computer?Hatiku bimbang antara ingin belajar dengan tidak. Apa jalan yang harus ku tempuh? Kalau aku ikut bimbingan tidak memalukan nantinya? Akirnya aku bisa mengalahkan rasa takutku aku beranikan diri untuk datang memenuhi undangansosialisasi. Prinsipku “dimana tumbuh disana disiangi” maksudnya kalau ada masalah nanti pula dicari jalan keluarnya. Dengan bermodalkan nekat aku memberanikan diri untuk mendaftar.

Aku memasuki aula, belum begitu banyak yang hadir saat itu barubeberapa orang. Aku mengambil posisi paling depan dengan alasan supaya aku bisa menyerap penjelasan nanti tanpa ada yang menghalangi . Aku melihat panitia sibuk memasang in fokus dan mengatur layar. Aku berusaha kelihatan tenang. Padahal dada ku berdegup kencang seperti genderang mau perang. Badanku panas dinginapalagi melihat setiap peserta yang datang menyandang laptop aku makin cemas. “ Ya Allah kuatkan lah hamba ini” kataku membatin. Aku benar-benar nervous. Rasanya kalau boleh memilih biarlah aku disuruh mengerjakan pekerjaan lain . Apa jawabku nanti? Apa yang mesti aku kerjakan nanti? Bagaimana aku bisa membuat Karya Tulis sementara aku sendiri tidak bisa mengoperasikan komputer. Benar-benar tegang aku didalam aula itu rasanya kalau ada lubang maka akan aku masukan kepala ku kesana.

Pengarahanpun dimulai ternyata pengarahan yang diberikan berupa petunjuk langkah-langkah yang akan ditempuh untuk menjadi peserta bimbingan karya tulis. Aku sedikit lega ditambah salah seorang guru datang mendekatiku dan bertanya ini itu. Aku menjawab sekenanya sesuai pengarahan yang dapat tadi. Dalam hati aku membatin “ ternyata ada juga orang yang tidak mengerti”. Ibu itu menganggap aku sudah mengerti dan faham dengan seluk beluk komputer ini, akubanyak senyum bukankah senyum merupakan bahasa diplomasi yang paling baik. Ketegangan ku mulai berkurang aku mulai sedikit mengerti cuma aku masih bingung dengan istilah-istilah yang baru ku kenal sehingga susah untuk dimengerti maksudnya.

Sekarang jalan untuk maju sudah aku peroleh tinggal bagaimana aku menyikapinya. Kalau aku menyerah maka berakirlah perjuangan ku. Memang Kadang perjuanganlah yang kita perlukan dalam hidup , kalau tidak ada perjuangan Tuhan akan melumpuhkan kita sehingga kita tidak akan bisa terbang.

Keinginanku untuk belajar membuat Karya Tulis Ilmiah dengan belajar komputer itu bisa sejalan. Sekali dayung dua pulau terlampau. Aku bisa belajar komputer kalau ada yang akan dikerjakan. Memang ada keinginan ku untuk les komputer tapi karena rasa takut ku tadi sehingga keinginan tidak juga terujud. Sekarang ada dua misi yang ingin aku capai belajar komputer sambil bimbingan membuat karya tulis. Aku belajar menghidupkan komputer dan membuka Words. Beruntung aku sudah terbiasa menggunakan mesin tik sehingga jemariku tidak terlalu kaku untuk mengetik. Cuma aku akancemas kalau huruf yang sudah aku ketik hilang atau berserakan. Aku terus mengetik proposal yang sudah aku buat konsepnya dengan tulisan tangan. Kadang Aku akan memanggil-mangil anak ku untuk sekedar menghapus huruf yang salah. Beruntung punya anak yang sabar mengajariku. Memang Susah untuk mengingat semuanya dalam waktu singkat. Ini aku siasati dengan cara mengetik setiap hari walau itu cuma setengah jam. Karena bagiku untuk menambah kepandaian baru kepandaian lama lupa lagi. Aku catat langkah demi langkah supaya memudahkan aku mengetik kalau anak-anak tidak di rumah. Diajarinya aku lambat-lambat selangkah demi selangkah dengan sabar. Sampai-sampai aku SMS anakku untuk sekedar bertanya mencari dimana data tadi aku simpan. Untuk bimbingan dengan pengampu aku belum begitu mengerti jadi setiap pergi ke warnet ditemani anak gadisku. Kadang sampai jam dua belas malam masih di warnat karena waktu itu aku belum punya printer dan modem untuk mengakses internet. Akhirnya proposal itupun diterima dan diminta untuk melanjutkan ke Bab berikutnya. Aku mulai melaksanakan penelitian dan mengolah data yang diperoleh. Semua ditulis tangan baru aku ketik dengan komputer supaya konsentrasi ku tidak terpecah saat belajar komputer.

Hari bergantihari jemari ini sudah mulai terlatih karya tulis ku pun selesai sudah. Aku memberanikan diri untuk mendaftar mengikuti lomba guru berprestasi sudah dua tahap yang dilalui . pada tahap ketiga masing-masing peserta diminta untuk membawa Laptop untuk presentasi. Masalah baru muncul lagi. Aku tidak punya laptop aku baru punya komputer. Aku berhasil mendapatkan laptop pinjaman dari adik. Aku yang waktu itu beranggapan menggunakan komputer sama dengan menggunakan mesin tik ternyata ada bermacam program pada komputer itu. Saat presentasi harus bisa memindahkan data kadalam berbentuk power point. Aku belajar kilat semalam suntuk bagai mana cara presentase dengan menggunakan power point. Ternyata ujian tahap tiga diawali dengan mengadakan presentase peserta diminta untuk mengoperasikan laptop terlebih dahulu. Dengan percaya diri aku buat power point sekali lagi, aku berhasil cuma karena grogi aku tidak bisa menampilkan layar secara penuh. Aku penasaran dan bertanya sama teman peserta lain. Namanya juga lomba mana ada orang mengasih tahu Aku simpan pertanyaan itu didalam hati sampai dirumah aku pelajari lagi dan bertanya lagi ternyata hanya dengan menekan F5 semua tampil penuh. Aduh-aduh sepertinya rumit sekali. Tahap demi tahap berhasil dilalui sampai selesai, aku bahagia mendapat juara 3 karenauntuk memperolehnya sangat dengan susah payah. Hadiah di serahkan di lapangan Imam Bonjol saat upacara hari pendidikan nasional. Aku senang sekali, hadiah yang diperoleh aku belikan mesin printer dan modem. Modem waktu itu jauh lebih mahal harganya dari sekarang, tapi demi mengejar ketinggalanaku pergunakan hadiah yang diperoleh untuk melengkapi sarana penunjang.

Sekarang aku sudah bisa membuka Gogle dan sudah bisa membaca karya-karya orang lain . wawasan ku sudah mulai terbuka . Aku terus belajar komputer dan tetap mendaftar untuk bimbingan karya Tulis Online. Aku sudah mulai mengetahui dimana letak kekurangan karya ku terdahulu karena banyak membuka blok-blok orang . Melihat blok-blok itu maka dibuatkan pula aku blok oleh putriku, ternyata hoby menulisku tersalurkan . Aku mengangap hal biasa yang aku temukan di tempat aku mengajar bisa menjadi hal yang luar biasa bagi orang-orang yang membutuhkan. Maklum aku berfrofesi sebagai seorang guru anak luar biasa.

Begitu juga dengan karya tulis yang dihasilkan tiap tahun menambah rasa percaya diri ku. Aku tidak pernah menyerah dan putus asa. Setiap tahun aku mengikuti lomba guru berprestasi sehingga piagam-piagam penghargaan kian banyak. Piagam ini aku lampirkan sebagai bukti prestasi yang ku peroleh pada lomba berikutnya. Aku belikan hadiah-hadiah yang aku peroleh pada alat-alat yang dapat menambah nilai karya kreatifitasku. Hampir empat tahun lamanya aku belajar memahirkan komputer ku selama empat tahun pula tulisan ku bertambah. Karena aku sudah bayak teman di facebook aku banyak dapat teman penerbit. Sekarang tulisanku tidak hanya aku kirim ke kompasiana dan blok saja lagi tapi juga ke penerbit-penerbit. Tulisan ku ada yang diterbitkan ada juga yang jadi produk gagal semua itu menjadikan aku tambah bersemangat dan bertambah bersyukur karena telah mengenal komputer. Dengan mengenal komputer aku dapat mewujudkan cita-cita ku menjadi guru berprestasi tingkat Nasional, dengan mengenal komputer aku jadi jatuh cinta dengan dunia tulis menulis. Aku bahagia sekali karena InsyaAllah besok 17 September 2014 aku mendapat undangan untuk pergi mengikuti program Direktorat Pembinaan PTK Dikdas . Kegiatan ini dalam rangka pemberian penghargaan kepada PTK Pendidikan Khusus dan layanan Khusus Berprestasi untuk mengikuti program pertukaran Guru/ Kepala Sekolah di Jepang. Salah satu tujuan yang hendak dicapai di negeri Sakura itu adalah menggunakan ICT dalam pembelajaran. Alhamdulilah ya Allah semua ini karena izin Mu. Aku akan belajar menggunakan ICT dalam pembelajaran ke Negeri Matahari Terbit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline