Makan Cokelat Bikin Jerawatan

Siapa yang tidak suka dengan rasa cokelat yang manis dan menggiurkan? Tak hanya anak-anak saja, orang dewasa juga menyukai rasa cokelat yang dipercaya mampu memperbaiki suasana hati. Mengkonsumsi cokelat seringkali membuat sebagian orang ketagihan. Namun, mengkonsumsi cokelat terlalu banyak juga dapat mengakibatkan kerugian pada tubuh dan kulit.

Ada sebuah mitos yang mengatakan bahwa makan cokelat akan mengakibatkan kulit berjerawat. Penggunaan bahan-bahan dalam pembuatan cokelat kemasan seperti gula, sirup, susu, dan lain sebagainya inilah yang dapat memicu munculnya jerawat pada wajah.  Jadi, bukan dari biji kokoanya yang menyebabkan jerawatan, melainkan bahan-bahan tambahannya.

Namun, masih belum ada penelitan yang mengungkapkan bahwa mengkonsumsi cokelat dapat menyebabkan jerawat. Cokelat yang diolah dari biji kakao ini tidak memiliki kandungan zat yang dapat menimbulkan jerawat pada kulit. Bahkan gula yang terkandung dalam cokelat, secara signifikan tidak akan menyebabkan jerawatan.  Justru cokelat dapat bekerja sebagai pelindung kulit karena memiliki zat polyphenols yang bisa lindungi kulit dari sinar UV matahari.

Lalu mengapa kebanyakan orang menjadi jerawatan setelah mengkonsumi cokelat? Hal tersebut diakibatkan karena kandungan atau bahan lain yang digunakan saat mengolah cokelat. Kadar gula yang tinggi serta campuran susu dalam cokelat kemasan seringkali menjadi pemicu munculnya jerawat pada kulit. Sehingga, apabila mengkonsumsi cokelat terlalu banyak, akan memunculkan  bakteri jerawat.

Diketahui melalui Asian Journal Clinical Nutrition 2013, mengkonsumsi cokelat putih lebih banyak memicu timbulnya jerawat pada kulit dibanding mengkonsumsi cokelat pahit. Bahkan, mengkonsumsi cokelat secara terus menerus juga akan memperparah jerawat pada kulit.

Untuk mencegah dan mengatasi jerawat yang semakin parah akibat mengkonsumsi makanan manis secara berlebihan, pastikan untuk mengimbanginya dengan minum banyak air putih. Hindari juga mengkonsumsi makanan manis dan cepat saji agar tidak mengkonsentrasi produksi sebum atau minyak pada kulit yang akan menyebabkan jerawat.