[caption id="attachment_285251" align="aligncenter" width="360" caption="doc: shutterstock"][/caption] Hari raya qurban telah tiba, banyak orang berqurban sapi dan kambing sebagai tanda ketaqwaannya terhadap Allah SWT. Pada hari ini ribuan hewan kurban dipotong untuk dibagikan pada mereka yang berhak menerima, sebagai wujud solidaritas antar sesama. Ada beberapa jenis hewan yang dapat dikurbankan selain sapi dan kambing, ada onta, kerbau dan domba, akan tetapi di indonesia lebih banyak menggunakan jenis sapi dan kambing. Diluar dari itu banyaknya seseorang menerima jatah daging qurban menyebabkan beberapa hari kedepan barangkali menu makanan harian mereka akan diisi dengan menus santapan daging. Namun menjadi dilema, bagi mereka yang memiliki beberapa keluhan penyakit seputar kholestero, penyakit darah tinggi, dan penyakit jantung, karena sebisa mungkin mereka harus mengurangi atau menghindari jenis daging merah tersebut. Lalu apa benar bahwa daging kambing dan sapi memiliki kandungan kholesterol tinggi? lalu mana diantara kedua jenis daging merah tersebut yang lebih tinggi kandungan kholesterolnya? pertanyaan tersebut mungkin jarang orang tanyakan, namun kadang mereka juga belum tahu mengenai kandungan kholesterol kedua jenis daging tersebut, bahkan kebanyakan orang mengira bahwa daging kambing lebih tinggi kholesterolnya karena mudah meningkatkan tekanan darah penyebab hip[ertensi. Dibandingkan dengan daging sapi, ternyata menurut beberapa sumber dan penelitian, pada daging kambing justru memiliki kandungan lemak lebih rendah ketimbang daging sapi. Dari hasil pemeriksaan laborat data kandungan lemak rata-rata pada daging kambing adalah 20%, sedangkan pada sapi adalah 25 %.,Sementara itu untuk usia kambing, pada kambing yang usianya masih muda juga ternyata memiliki kadar lemak yang lebih rendah dari pada kambing dewasa/tua. Bicara lemak tentu tidak lepas dari kholesterol. Tidak saja kandungan lemak kambing yang lebih rendah dari pada sapi, kandungan kholesterol pun juga demikian, hasilnya pemeriksaan kadar kolesterol kambing hanya 5-39mg/100 gr, sedangkan sapi adalah 42-78 mg/100 gr. Hal ini membuktikan bahwa dari kumlah sampel yang sama antara daging sapi dan kambing, ternyata daging kambing lebih rendah kolesterolnya jika dibandingkan daging sapi. Tak hanya itu, daging kambing juga memiliki kandungan lemak lebih rendah dari daging yang lain. Menurut buku "daftar menu makanan terbitan depkes RI", daging kambing dinilai mengandung lemak lebih sedikit sekitar 154 kalori, 9,2 mg lemak dan 3,6 mg lemak jenuh, sementara untuk daging sapi mengandung 207 kalori, 14 mg lemak dan 51 mg lemak jenuh. Untuk kandungan daging yang lain, pada ayam 302 kalori, 25 mg lemak dan 0,9 mg lemak jenuh. Sementara daging babi mengandung 376 kalori, 35 mg lemak dan 11,3 mg lemak jenuh, dan menjadi yang paling tinggi kandungan kholesterol jahatnya. Nah dari informasi diatas sekarang kita menjadi tahu akan kandungan kholesterol daging kambing dan sapi. Sehingga kita dapat memilah menu masakan apa yang nantinya akan lebih banyak dikonsumsi agar tidak menyebabkan efek negatif bagi tubuh kita. Dari berbagai penelitian menunjukkan daging kambing memiliki kandungan lemak jenuh/jahat lebih rendah, sehingga menunjukkan bahwa daging kambing itu lebih baik dan sehat. Tidak hanya dinyatakan daging kambing rendah kolesterol, daging kambing juga mengandung beberapa vitamin dan mineral, terutama pada daging kambing muda ydi dalam dagingnya mengandunga zat besi, seng, protein, dan vitamin B12. Disamping itu daging kambing juga memiliki kandungan iron, potassium dan thiamine yang lebih tinggi, dilain pihak kandungan sodiumnnya lebih rendah dibandingkan dengan daging lain. Sehingga jutru daging sapilah yang lebih berbahaya untuk meningkatkan tekanan darah, ketimbang konsumsi daging kambing. Yang jelas semua makanan jika dikonsumsi berlebihan memanglah tidak baik. Apa lagi bagi anda yang telah memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan kadar lemak tubuh berlebih seperti jantung, stroke, hipertensi, diabetes. Oleh karena itu saran saya supaya berbagai penyakit anda tidak sampai kambuh, konsumsi lah makanan dari olahan daging tadi dengan bijak, tidak berlebih dan lebih sekedar mencicip sebagai obat rasa kepengen dan penasaran saja. Selamat Hari Raya Idu Adha 1424 H Mohon maaf lahir batin. dr. Wahyu Triasmara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H