Sayangi Pendengaranmu.
Pernah denger kalimat ini? Mungkin ga banyak. Tapi itu slogan yang dibawa oleh Komnas PGPKT (Komite Nasional penanggulangan gangguan pendengaran dan ketulian). Pendengaran adalah salah satu dari panca indera yang sangat penting. Kehilangan pendengaran tidak jarang membuat seseorang tidak bisa bekerja, hingga tidak bisa bersosialisasi.
Perkenalan umum mengenai personal listening device. Pada dasarnya ada 2 jenis Headphone yang beredar, tipe over the head seperti bando (headphone) dan earphone. Dari sini pun dibagi lagi jenis headphone yang sealed (tertutup rapat) dan non sealed. Earphone pun dibagi menjadi yang sealed (In ear monitor) dan non sealed (Earbuds). Sebagai dokter THT, saya akan merekomendasikan tipe sealed untuk pencinta musik.
Jadi seberapa penting pendengaranmu? Kira-kira berapa banyak pencinta musik yang suka memakai headphone/earphone keras-keras sampai orang di sekitarnya pun bisa ikutan dengar? Saya rasa banyak. Belum lagi yang suka pakai earphone sambil ditinggal tidur. Ingat, biarpun tidur telinga tetap mendengar.
Musik adalah sumber bising, masalahnya bising ini menyenangkan bukan? Music disebut juga vocational noise. Bayangkan sesuatu yang begitu menyenangkan bisa berbahaya. Kapan bisa berbahaya? Karena musik yang keras tetap akan dipresentasikan dalam satuan desibel (dB) yang merupakan satuan dari suara (sound pressure level). Sedangkan kerusakan pendengaran akibat bising suara merupakan ketulian saraf yang permanen. Bayangkan usia anda masih produktif, masih perlu bekerja, tapi rusak hanya karena hobby musik.
Intinya, semua yang berlebihan tidak baik. Sebagai dokter THT, saya pun adalah seorang pencinta musik. Informasi tentang cara memakai earphone yang benar sebenarnya sudah banyak, namun masih sering banyak kecolongan kasus noise induced hearing loss.
Semua orang perlu mengetahui data ini, ini adalah data Keputusan mentri tenaga kerja Indonesia tahun 1999. Contoh, seseorang hanya direkomendasikan untuk bekerja di lingkungan bising intensitas 88 dB maksimal lama kerja 4 jam saja. Lebih dari itu bisa membuat tuli saraf akibat bising (noise induced hearing loss)
Waktu Maksimal Lama Intensitas (dB)
- Jam 24 80
- Jam 16 82
- Jam 8 85
- Jam 4 88
- Jam 2 91
- Jam 1 94
- Menit 30 97
- Menit 15 100
- Menit 7,5 103
- Menit 3,75 106
- Menit 1,18 109
- Menit 0,94 112
- Detik 28,12 115
- Detik 14,06 118
- Detik 7,03 121
- Detik 3,52 124
- Detik 1,76 127
- Detik 0,88 130
- Detik 0,44 133
- Detik 0,22 136
- Detik 0,11 139
- Tidak boleh walau sesaat 140
Saya ingat referensi yang bagus dari penelitian dr. Eriza, Sp.THT-KL di dulu waktu mengenai penggunaan Personal Listening Devices pada pelajar. Beliau memeriksa multipel devices yg sering digunakan pelajar. Pada pelajar ini lebih sering menggunakan perangkat HP dengan earphone bawaan dari HP tersebut. Jika dikonversikan persen volume ke satuan dB, maka didapatkan angka demikian:
- volume 50 % - 60% sebanding dengan (80-88 dB);
- volume > 60 % - 70 % sebanding dengan( > 88 dB-98 dB),
- volume > 70 % - 80% sebanding dengan (> 98 dB-105 dB),
- volume > 80 % - 90% sebanding dengan(>105 dB-110 dB),
- volume > 90 % - 100 % sebanding dengan(>110 dB-118 dB)
Jadi angka-angka diatas tentunya cukup mudah di cerna yah. Angka ini memang data yang general, tidak bisa digunakan untuk seorang audiophile dengan earphone custom dan media player yang tidak umum. Tapi dari kedua data di atas dapat disimpulkan, semakin lama pake Personal Listening Devices (PLD) dengan intensitas tinggi semakin besar resiko ketulian akibat bising.
Begini aturan umum untuk menggunakan earphone yang benar:
- Selalu menggunakan earphone yang tersegel dengan baik (sealed)/ di dalam telinga (in ear monitor), atau menutupi telinga dengan kedap.
- Ada rule 60-60.. maksimal 60% volume personal listening devices, selama 60 menit sehari.