Lihat ke Halaman Asli

Dr Leila Mona Ganiem

Akademisi dan Konsultan Komunikasi

Seni Komunikasi dalam Menghadapi Kanker

Diperbarui: 17 September 2023   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dokter dan pasien. (Dok Chinnapong via parapuan.co)

Menghadapi diagnosis kanker adalah perjalanan yang memerlukan komunikasi yang bijak. 

Dalam artikel ini, saya akan menjelajahi seni komunikasi dalam hal menginformasikan diagnosis kanker, memberikan semangat kepada pasien, mendukung mereka untuk berbagi pengalaman, peran penting keluarga dalam proses penyembuhan, dan secara sensitif memberikan motivasi kepada mereka yang mungkin terkendala oleh biaya.

Seni Menginformasikan Diagnosis Kanker

Menginformasikan diagnosis kanker adalah salah satu tantangan terbesar dalam profesi medis. Dokter adalah pilar utama dalam proses ini, di mana ilmu pengetahuan dan seni berpadu. 

Terlalu sering, dokter gagal menyampaikan berita buruk dengan baik karena berbagai alasan, seperti kurangnya pelatihan atau ketakutan akan reaksi pasien. Untuk mengatasi ini, konsep SPIKES dikembangkan oleh Baile & Buckman pada tahun 2000.

SPIKES, singkatan dari Setting, Perception, Invitation, Knowledge, Emotions, dan Strategy & Summary, adalah panduan enam langkah yang membantu dokter dalam mengomunikasikan berita buruk dengan lebih efektif. 

Dalam hal ini, apakah berita buruk harus disampaikan langsung kepada pasien atau melalui keluarga, keputusannya tergantung pada kondisi pasien. Pasien yang stabil secara emosional mungkin dapat memilih, sementara masyarakat yang lebih kolektif seperti di Indonesia cenderung melibatkan keluarga dalam proses ini.

Seni Berkomunikasi dengan Sensitif

Komunikasi dengan pasien kanker adalah bentuk seni yang rumit. Ini mencakup unsur isi dan hubungan, baik secara verbal maupun nonverbal. Pilihan kata harus cermat, menggabungkan kejelasan informasi dengan kepekaan terhadap aspek humanis dan budaya.

Dokter perlu memahami tingkat detail informasi yang diinginkan pasien. Memahami kebutuhan dan kemampuan pasien untuk menerima informasi adalah kunci dalam mengkomunikasikan diagnosis. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline