Lihat ke Halaman Asli

Istriku Hampir Hilang

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari itu kami mempunyai satu kegiatan penting yaitu menyerahkan berkas inpassing untuk istriku dan salah seorang guru ke Bandung, kami berdua berangkat dari rumah jam 06.00 pagi, karena pulsa kosong belum diisi dan juga belum membeli minum untuk diperjalanan maka kami mampir dahulu di satu toko waralaba, saat itu hanya istriku yang turun dan masuk ke toko tersebut dan aku parkir persis di depan pintu toko, beberapa saat kemudian istriku keluar dan bilang kepadaku bahwa pulsa disitu tidak ada harus ke toko yang satunya kurang lebih berjarak 200 m dari toko pertama.

Istriku memutuskan untuk berjalan kaki saja karena dekat dan akupun tetap ditempat parkir awal, beberapa saat kemudian karena kufikir kasihan istriku nanti jauh berjalan kaki dan tanpa mengirim sms aku pindahkan mobil ke depan pintu toko yang dituju istriku, saat sedang menunggu aku sepertinya mendengar suara tertawa istriku yang khas, nyaring, membahana dan meriah, tapi saat aku tengok tidak ada istriku, yang ada seorang ibu yang sedang tertawa terpingkal-pingkal sambil berjongkok, oh ternyata fikirku suara ibu itu mirip dengan suara istriku dan akupun terus membaca buku karya Manini Pipiet Senja yang merupakan penulis favoritku sedari kecil sampai saat ini.

Tak lama kemudian hp ku bergetar dan terlihat foto istriku didisplay hp, ternyata cintaku telfon,’Yah, ada dimana?’ ‘aku disini, kamu dimana?’ jawabku, ‘ih ayah, mobilnya dimana? Kok nggak ada disini, toko pertama’, istriku menimpali, ‘kan aku pindah ke toko kedua,’ jawabku. Akhirnya aku bisa melihat istriku ada di toko pertama saat kami datang.

Saat istriku datang ia langsung tertawa terbahak-bahak seperti suara yang kudengar tadi. ‘Ada apa bun? Gembira amat?” tanyaku. ‘Yah tahu nggak? Tadi aku salah masuk mobil, warna mobilnya sama persis dengan mobil kita, bentuknya bahkan joknya pun sama persis, waktu udah beli pulsa begitu lihat mobil langsung saja aku buka pintu, masuk dan langsung duduk, terus tanpa melihat ke depan aku tanya, yah bantal tadi dimana?, sambil menepuk bahu orang yang di depan, Tapi kok suara yang jawab berbeda dengan suara ayah, bantal apa bu? Langsung aku nengok dan bengong melihat seorang bapak di bangku supir dan juga tidak aku kenal, untung bapak itu tidak marah, malahan istrinya yang masih ada di luar terpingkal-pingkal tertawa sama seperti aku.’ Akupun menjawab, ‘yah bun mangkanya kalau beli mobil jangan pakai yang pasaran kayak gini, inikan sudah beberapa kali bunda salah mobil, untung nggak langsung dibawa kabur, susahkan nanti aku harus carinya kemana?

Jadi benar ternyata sewaktu aku mendengar suara orang tertawa itu memang istriku yang salah masuk mobil dan tidak sadar kalau bukan mobil yang ada orang gantengnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline