Lihat ke Halaman Asli

Istriku Tercinta

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama kukenal cintaku Ia bernama Tia, oh cantiknya dikau, namamu secantik wajahmu, dengan jilbab putih dan baju biru batik gaul serta jeans belel, harus kukatakan saat itu W-O-W, aku terpana, terkesima, terkapar dalam rasa yang dalam, mengandaikan kau menjadi kekasihku seumur hidupku, dalam setiap detak jantungku, dalam setiap helaan nafasku, sampai jiwaku meninggalkan ragaku yang sederhana.

Perjuangan mendapatkanmu menjadikanku tegar menghadapi cobaan, disiksa perasaan rindu, didera rasa ingin berjumpa selalu, dalam langkahku, dalam tidur dan mimpiku seakan tak rela sedetikpun berlalu tanpa mengingat wajahmu.

Senyum dan tawamu selalu bergema di telinga dan fikiranku, tak ada ruang dalam hatiku yang tak terisi oleh bayanganmu, terbayang saat kau melirik, tersenyum tulus, tertawa renyah walau itu bukan untukku seorang, karena kau senang berbagi, berbagi kebahagiaan yang kau miliki yang seakan tak pernah habis kau bagikan, walau waktu terus berjalan kau tetap membagi kebahagiaan untuk semua orang, walaupun juga kau bagikan kepada Jarot (orang gila yang sering mampir ke rumah mencari mamahnya), aku tetap bahagia dan tak menjadikanku iri dan cemburu karena kebahagiaan yang terbanyak kau berikan kepadaku seorang.

Saat ku jadi pemenang hatimu, saat kau pilih aku jadi pangeranmu, saat Emak dan Abahtercintapun setuju aku yang menjadi pilot pesawat tempur kita, aku adalah juara yang mengalahkan beribucalon pilot lain yang mengikuti seleksi ketat di hatimu, Alhamdulillah Ya Allah kau plih aku bukan mereka.

Satu persatu kebahagian kami peroleh walau itu bukan hal yang mudah, telah banyak angin dan badai yang menerpa, kami tetap berusaha, bertahan, berjuang, bertarung demi mendapatkan kebahagiaan hakiki. Jangankan Tsunami 60 meter yang datang, gempa 19 skala richterpun tak kan mampu meruntuhkan kami yang akan terus berjuang , sampai Malaikat Izrail menjemput kami berdua atau Malaikat Isrofil meniupkan sangkakala tanda semua kehidupan berakhir.

Kini kubanggadenganmu Istriku tercinta, Kartini Bogor Barat, Pahlawan Untuk Indonesia, Kepala SLB Ayahbunda, Dosen UT tercantik, Ustadzah terlucu, Kompasioner nekat, Blogger kritis, Facebooker Mania, Bunda tercinta dan tegas untuk Adinda, Faufau dan Citra, Guru terheboh di TK, guru terkreatif di Ayahbunda, tak cukup halaman ini untuk menuliskan semua untukmu, masih beberapa TerraByte dalam otakku, namun ku selalu berdo’a semoga istriku selalu sehat, bahagia, banyak uang untuk bisa dibagikan kepada yang memerlukan dan yang terpenting ku kan selalu berdo’a, Ya Allah kabulkanlah semua permohonannya, semoga kau mendengar do’a ku, amin.

Untuk Bidadariku yang selaluada dalam jiwa dan ragaku

TITIN SULISTIAWATI, THEEA DOMO.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline