Lihat ke Halaman Asli

Istriku Selalu Berurusan dengan Kantor Polisi

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebenarnya ini merupakan rahasia yang harus disimpan dengan baik, namun karena tuntutan penulis senior saya yang mengharuskan saya menulis apa saja yang ingin ditulis dan seperti istriku bilang tulisan aing kumaha aing, maka saya beberkan rahasia ini.

Awal mula atau pertama kali istriku berurusan dengan kantor polisi sewaktu kami sedang pergi mencari alamat teman di daerah Kemanggisan, dari pagi sampai siang kami keluar masuk jalan, bertanya kepada tukang ojek, tukang sampah, tukang sayur, ibu-ibu, anak kecil dan siapa saja yang patut ditanya ternyata tidak mudah mencari alamat di Jakarta. Lelah seharian dan waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang maka kami memutuskan istirahat dan makan. Selesai makan kami mulai lagi petualangan mencari alamat teman kami, belum sepuluh menit tiba-tiba istri saya merintih dan mukanya pucat sedangkan jalan macet, ia dengan lirih berkata”yah, ada pom bensin nggak?” aku jawab,”kan tadi udah lewat, nanti mungkin di depan ada lagi, lagi pula bensin masih banyak neng,” istriku bilang lagi”kalau masjid atau musholla, ada?” aku jawab,”Nggak ada kali, nanti dicari, lagi kan belum waktunya Zhuhur,” istriku memang rajin sholat dan tidak pernah ketinggalan sholat lima waktunya. “Bukan begitu yah, lagi ngomong melulu dari tadi, aku mau BAB sekarang juga, mules banget nggak tahan, udah deh yah, tuh ada kantor Polisi, aku kesana ya?” pas didepan kami ada kantor Polisi, kalu tidak salah Polsek Kemanggisan, belum sempat aku bicara, istriku sudah lari terbirit-birit ke kantor Polisi, sedang aku bengong karena logikaku berontak, mana mungkin BAB di Kantor Polisi? Dan juga aku pernah punya pengalaman pahit dengan polisi berkali-kali ditilang, maka aku agak alergi ke kantor polisi, jadi aku menunggu agak jauh dari kantor polisi tersebut.

“Ada apa bu?” polisi di depan menyambut dengan agak kaget karena wajah istriku pucat dan memegangi perut, dengan tak sabar istriku bilang,”Maaf pak polisi, ada kamar kecil kan? Saya nggak tahan mau BAB pak, please,” dengan sigap polisi tersebut berdiri dan menunjukkan arah kamar kecil,”silahkan bu, ada di belakang” dan akhirnya istriku selamat melaksanakan tuntutan biologis yang tak tertahankan di kantor Polisi. Tidak lama kemudian istriku keluar dengan wajah sumringah dan mengucapkan terima kasih kepada polisi yang berjaga, dan menghampiriku dengan gagah,”beres yah, memang tugas polisi melindungi dan menjaga keselamatan kita,”

Sejak saat itu bila keadaan darurat berulang, saya tanpa ragu-ragu akan membelokkan kendaraan ke Kantor Polisi, Kantor Kecamatan, Puskesmas, atau kantor-kantor lain termasuk ke toko waralaba model Alfa dan Indomaret, tapi herannya setiap mules tanpa pemberitahuan awal dan tanpa gejala-gejala mencolok selalu ada kantor polisi yang terlihat lebih dahulu dan sampai sekarang kalau saya tidak salah hitung ada sekitar 10 kali ke kantor polisi untuk BAB, 3 kali di Kecamatan, 2 kali Puskesmas atau rumah sakit, beberapa kali di toko waralaba, belum terhitung kalau istriku pergi sendiri atau dengan temannya, memang Polisi Sahabat Masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline