Lihat ke Halaman Asli

Rizky Perdana

dr,SpPD,KPTI,FINASIM,Dr(Epid)

Hipotesis Relaps dan Herd Immunity pada Covid-19 di Indonesia

Diperbarui: 18 Mei 2020   13:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di Indonesia, terdapat tiga kelompok varian mutasi genom coronavirus (SARS-CoV2) ini, yaitu;       

 1. ID EIJK2444 (kelompok  mutasi satu): Mutasi asam amino pada protein S posisi 76 dari Threonine menjadi Isoleusine.                                                

2. ID EIJK0141 (kelompok mutasi dua): Mutasi  asam amino pada protein ORFa posisi 2103 dari serine menjadi phenylalanine.                       

3. ID EIJK0317 (kelompok mutasi tiga): Mutasi asam amino pada protein ORFa posisi 461 dari isoleusine menjadi valine  

 Ketiga kelompok mutasi diduga mengalami mutasi fungsional, sehingga penyebarannya cepat dan susah ditanganin, walaupun masih ada kemungkinan terjadi mutasi struktural. 

Belum ada laporannya, distribusi frekuensi dari masing-masing keberadaan ketiga mutasi genom tersebut di Indonesia. 

Berdasarkan adanya ketiga varian mutasi genom SARS CoV2 tersebut dapat menjelaskan mekanisme imunologi peluang terjadinya Herd Immunity dan Relaps atau reinfeksi kembali. 

Hipotesis nya;

 1.  Pada serangan pertama antigen mutasi satu genom SARS CoV2 memicu terbentuknya IgM, serangan kedua memicu terbentuknya IgG lalu serangan ketiga maka IgM dan IgG anti mutasi satu yang sudah terbentuk dan disimpan dalam sel T memori, kembali membasmi antigen mutasi satu tersebut, sehingga host masih sehat (asimptomatik dan carier), selanjutnya host dapat mengalami herd immunity terhadap antigen mutasi satu dari genom SARS CoV2.

 2.  Bila host dengan kondisi sudah mengalami herd immunity tadi mendapat serangan keempat dari mutasi dua genom SARS CoV2, bisa saja host jatuh “sakit” (terinfeksi pertama kali) lalu tubuh merespon dengan membentuk antibodi IgM dan IgG anti mutasi dua dan akhirnya kembali sehat. Pada saat sakit ini, host dirawat dalam ruangan isolasi di rumah sakit dengan PDP positif swab dan mengalami konversi negative lalu bisa pulang, lanjut isolasi mandiri selama 14 hari di rumah. 

3.  Bila host tadi mengalami serangan kelima dari antigen mutasi tiga dari genom SARS CoV2, dimana host tidak dapat dengan cepat produksi antibodi IgM dan IgG anti mutasi tiga dari genom SARS CoV2 tersebut, maka akhirnya host tumbang juga setelah mengalami relaps atau reinfeksi kembali dan “sakit” untuk yang kedua kalinya (terinfeksi yang kedua) dengan peluang prognosis bisa saja jelek yang dapat berakhir dengan kematian. 

Rabu, 13 Mei 2020

 Rizky Perdana (Internist-Infectious Disease Consultant-Clinical Epidemiologist)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline