Lihat ke Halaman Asli

Membuat Pestisida Alami Sendiri

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Membuat Sendiri Pestisida Alami untuk Membasmi Nyamuk di Rumah Kita

Membuat sendiri pestisida alami ternyata tidak sulit dan hanya membutuhkan beberapa peralatan yang sederhana. Tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabatijuga mudah ditemukan di sekitar kita. Beberapa jenis tanaman tersebut diantaranya adalah: daun mimba (Azadirachta indica), daun paitan (Tithonia diversifolia), daun sirih (Piper betle Linn.), daun pepaya (Carica papaya), akar philodendron (Philodendron martianum.), akar philodendron jari (Philodendron bipinnatifidum), akar monstera (Monstera deliciosa), dan akar tuba (Derris elliptica). Berdasarkan hasil penelitian Kami di Universitas Brawijaya, beberapa jenis tanaman tersebut terbukti mengandung metabolit sekunder pada bagian akar maupun daun. Tanaman Philodendron banyak ditemukan di daerah dataran tinggi. Akar monstera, akar tuba, daun mimba, daun paitan, daun sirih dan daun pepaya banyak terdapat di sekitar kita.

Bagaimana Cara Membuatnya?

Pertama, Akar yang tanaman kita potong-potong dengan ukuran 3-5 cm. Kemudian potongan akar philodendron, monstera, dan tuba serta daun sirih, mimba, pepaya maupun paitan ditimbang sebanyak 40 g dan dicuci bersih. Setelah bersih, potongan dibilas dengan alkohol 70% selama 3 menit. Kemudian, akar ataupun daun direndam dalam 200 ml aquades dan diletakkan dalam botol yang tertutup rapat. Aquades dapat diganti dengan air biasa asalkan air yang digunakan cukup bersih. Rendaman akar atau daun ini disimpan selama 24 jam pada suhu kamar. Suhu kamar yang dimaksud dalam hal ini berkisar antara 25-30 0C. Penyimpanan rendaman ini bertujuan untuk mengeluarkan senyawa kimia dari organ tanaman. Setelah 24 jam larutan disaring menggunakan kertas saring dan ditempatkan pada botol plastik steril. Penyaringan dapat pula dilakukan dengan menggunakan kertas tissu tebal (bukan tissu toilet).

Selain cara tersebut diatas, untuk mendapatkan larutan dari bahan tanaman juga dapat melalui cara pemanasan. Caranya adalah potongan akar atau daun yang sudah dibersihkan dimasukkan ke dalam 250 ml air bersih. Pemanasan tanaman dilakukan di atas kompor selama 10 menit terhitung sejak campuran mendidih. Selanjutnya larutan disaring menggunakan kertas saring dan ditempatkan pada botol plastik.

Cara lain yang juga dapat dilakukan adalah melalui proses destilasi. Potongan akar dan daun yang bersih direndam dengan menggunakan alkohol 80% sebanyak 200 ml. Namun, sebelumnya bahan-bahan yang direndam dalam alkohol 80 % tersebut dikocok dengan menggunakan shaker selama 24 jam. Shaker/ pengocok memang tidak mudah didapatkan kecuali di laboratorium, dengan kata lain, cara ketiga ini merupakan pilihan yang terakhir. Setelah dishaker selama 24 jam larutan disaring menggunakan kertas saring dan didestilisasi fraksionasi sampai diperoleh ekstrak tanaman yang hanya berisi bahan aktif dari tanaman tersebut. Sama halnya dengan shaker, alat destilasi juga tidak mudah didapatkan.

Larutan yang dihasilkan dari ketiga cara tersebut selanjutnya digunakan untuk merendam obat nyamuk listrik bekas pakai. Obat nyamuk listrik bekas pakai direndam dalam larutan tersebut selama 5 jam. Setelah 5 jam, keringkan dengan menggunakan tissu. Terakhir, setelah kering, obat nyamuk listrik bekas pakai siap digunakan untuk membasmi nyamuk. Dengan cara ini, maka kita bisa menghemat biaya untuk pembasmian obat nyamuk dan yang lebih penting lagi adalah keluarga kita terbebas dari bahan kimia yang dikandung obat nyamuk bakar, obat nyamuk semprot, maupun obat nyamuk listrik.

Penelitian mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya membuktikan bahwa penggunaan bahan-bahan alami ini mampu mendekati efektifitas penggunaan obat nyamuk bakar, semprot, maupun listrik hingga 90%. Tertarik?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline